TBS Energi Siapkan USD600 Juta Demi Transformasi ke Perusahaan Hijau
Presiden Direktur & CEO TBS Energi Utama, Dicky Yordan
EmitenNews.com -PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) semakin serius dalam bertransformasi penuh menjadi perusahaan energi hijau. Demi mewujudkan mimpi besar itu, emiten yang dikenal sebagai perusahaan berbasis batu bara tersebut menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) jumbo hingga US$ 600 juta untuk membiayai proyek-proyek energi bersih dalam lima tahun ke depan.
Langkah transformasi besar ini merupakan bagian dari roadmap TBS 2030, yang menargetkan transisi menyeluruh dari bisnis berbasis batu bara menuju energi baru terbarukan (EBT). TBS Energi Utama kini fokus mengembangkan tiga pilar bisnis utama di luar batu bara, yaitu manajemen limbah (waste management), energi baru dan terbarukan (new energy), serta kendaraan listrik (electric vehicles/EV).
Direktur TBS Energi Utama, Juli Oktarina, menuturkan bahwa bisnis batu bara perseroan akan segera memasuki tahap penutupan secara bertahap. “Bisnis TBS di batu bara masih berjalan, tapi cadangannya akan habis dalam 1–2 tahun ke depan. Karena itu, kami sudah menyiapkan fase transisinya, termasuk penutupan tambang dan proses reklamasi sesuai peraturan yang berlaku,” ujarnya dalam acara TBS Redefine di Jakarta, Rabu (12/11/2026).
Menurut Juli, langkah ini bukan hanya soal perubahan portofolio bisnis, tetapi juga menyangkut tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan. “Kami memastikan seluruh proses transisi dilakukan secara bertanggung jawab, baik dari sisi lingkungan hidup, tenaga kerja, maupun keberlanjutan ekonomi daerah sekitar tambang,” tegasnya.
Ia menambahkan, hingga 2030 TBS Energi Utama akan mengalokasikan sekitar US$600 juta untuk mendanai proyek-proyek hijau yang masuk dalam tiga lini bisnis utama tersebut. Pendanaan ini akan berasal dari berbagai sumber, termasuk kombinasi dana internal, pembiayaan eksternal, serta potensi kerja sama strategis dengan mitra global.
Identitas Baru
Transformasi besar ini juga diwujudkan melalui peluncuran logo baru TBS yang menandai era baru perusahaan. Presiden Direktur & CEO TBS Energi Utama, Dicky Yordan, menjelaskan bahwa pergantian identitas visual bukan sekadar penyegaran tampilan, melainkan refleksi dari arah strategis perusahaan menuju bisnis yang lebih berkelanjutan. “Transformasi ini bukan sekadar pergantian logo, tetapi representasi dari perjalanan panjang TBS untuk menjadi perusahaan yang fokus pada keberlanjutan. Kami ingin memperkuat sinergi lintas unit bisnis dan menghadirkan solusi hijau yang memberi nilai ekonomi sekaligus manfaat sosial bagi masyarakat,” ujar Dicky.
Logo baru TBS mengusung elemen visual berbentuk angka “8” yang melambangkan kesinambungan dan kemakmuran. Motifnya terinspirasi dari tenun ikat khas Indonesia, seperti dari Toraja dan Flores, yang mencerminkan warisan budaya lokal dan semangat keberlanjutan. Warna hijau mendominasi logo sebagai simbol energi bersih, inovasi, dan harmoni dengan alam. “Bentuk infinity ini menggambarkan keberlanjutan dan keseimbangan. Sementara motif tenun menjadi simbol kolaborasi, kreativitas, dan akar budaya Indonesia yang kami bawa dalam perjalanan menuju energi hijau,” ujar Juli.
For Good and For Growth
Transformasi TBS Energi Utama berlandaskan dua prinsip utama: for good dan for growth. Prinsip for good bermakna bahwa seluruh lini bisnis baru yang dikembangkan harus memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Sementara for growth menegaskan komitmen perusahaan untuk tetap tumbuh melalui inovasi dan diversifikasi usaha. “Dua prinsip ini berjalan berdampingan. Kami ingin bisnis yang tumbuh sehat, tetapi juga berdampak positif bagi banyak pihak,” ujar Juli.
Untuk mendukung arah transformasi ini, TBS juga memperkuat peran TBS Foundation, yang menjadi pilar sosial perusahaan. Executive Director TBS Foundation, Anugraha Dezmercoledi, menjelaskan bahwa yayasan ini menjadi wadah tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan fokus pada tiga bidang utama: pendidikan berkualitas (quality education), kepemimpinan dan kebijakan industri berkelanjutan (top leadership & policy), serta pemberdayaan sosial (impact and equity). “Melalui pilar pendidikan, kami ingin menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi industri hijau masa depan, terutama lewat pendidikan vokasi. Kami juga mendorong riset dan kebijakan publik yang mendukung transisi energi serta menciptakan akses pendanaan bagi bisnis sosial yang berorientasi keberlanjutan,” jelasnya.
Perubahan model bisnis dari batu bara ke energi hijau tentu bukan tanpa tantangan. Menurut Juli Oktarina, tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan adalah menyesuaikan model bisnis dan menyiapkan SDM yang kompeten di sektor baru. “Transformasi itu tidak mudah. Butuh keberanian, ketekunan, dan konsistensi. Kami harus mengubah model bisnis dari yang konvensional menjadi berbasis inovasi hijau. Karena itu, kesiapan SDM menjadi kunci agar bisnis baru ini bisa berjalan optimal,” paparnya.
Selain itu, TBS juga harus mengelola ekspektasi pemegang saham dan pasar modal. “Sebagai perusahaan terbuka, kami harus mampu menyeimbangkan portofolio agar transisi berjalan mulus tanpa mengorbankan kinerja keuangan dan kepercayaan investor,” ujarnya.
Menatap Masa Depan Hijau
TBS Energi Utama menargetkan dalam beberapa tahun ke depan, porsi bisnis batu bara dalam total pendapatan perusahaan akan terus menurun hingga akhirnya digantikan sepenuhnya oleh lini bisnis berbasis energi hijau. Dengan strategi ini, TBS ingin memposisikan diri sebagai perusahaan energi bersih terdepan di Indonesia. “Visi kami jelas, yaitu mendukung agenda pemerintah menuju net zero emission 2060. Melalui inovasi di sektor energi baru terbarukan, manajemen limbah, dan kendaraan listrik, kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan masalah,” tegas Dicky Yordan.
Transformasi besar ini menempatkan TBS Energi Utama sebagai contoh nyata perusahaan nasional yang berani keluar dari zona nyaman industri batu bara dan berinvestasi besar untuk masa depan energi bersih. Dengan prinsip for good and for growth, TBS tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga berupaya menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. “Perubahan ini adalah perjalanan panjang. Namun kami yakin, dengan visi yang jelas, komitmen kuat, dan dukungan semua pihak, TBS Energi Utama akan tumbuh menjadi perusahaan energi hijau yang membawa manfaat bagi generasi mendatang,” tutup Dicky.
Related News
Elcorps (ZATA) Ungkap Transaksi Baru
FOLAGO (IRSX) Luncurkan Inovasi Konser Digital Pertama di Indonesia
Tambah Muatan, Lo Kheng Hong Gulung Jutaan Saham DILD
Memasuki Masa MTO Saham GPSO, PIMSF Tegaskan Sinergi Berkelanjutan
Himbara Injeksi PTBA Rp3,55 T, Telisik Detailnya
JSI Sinergi Mas Tuntaskan Akuisisi 51 Persen Saham LAPD





