Tekanan Jual Menderas, IHSG Susuri Level 8.500
Suasana main hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin kembali ditutup susut 0,68 persen menjadi 8.618. Pelemahan indeks antara lain tersebab rupiah cenderung melemah selama beberapa hari terakhir. Kebijakan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga 4,75 persen gagal membuat otot rupiah kekar.
Rupiah berlanjut melemah di pasar spot pada level Rp16.723 per dolar Amerika Serikat (USD), di tengah penguatan indeks Dolar AS, dan mata uang Asia bervariasi. Secara teknikal, terjadi pelebaran histogram negatif MACD, dan Stochastic RSI kembali mengalami death cross mendekati area oversold.
Indeks ditutup di bawah level MA5, namun masih bertahan di atas level MA20. So, indeks diramal berpotensi melanjutkan koreksi. Sepanjan perdagangan hari ini, Jumat, 19 Desember 2025, indeks akan menyusuri area support level 8500, dan posisi resistance 8.700.
Di sisi lain, investor akan menanti hasil pertemuan Bank of Japan, diperkirakan menaikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 0,75 persen, merupakan level tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Kalau ramalan itu benar terjadi, ada potensi peningkatan volatilitas saham, dan mata uang di pasar global.
Pasalnya, ada kemungkinan terjadi pembalikan aliran dana investor di pasar global ke Jepang dalam jangka pendek. Itu karena adanya strategi investor untuk meminjam dana dari mata uang berbunga rendah (seperti Yen Jepang) untuk diinvestasikan ke mata uang dengan menawarkan suku bunga lebih tinggi, atau dikenal dengan sebutan carry trade.
Kenaikan suku bunga Jepang berpotensi membuat investor melakukan carry trade tersebut menutup posisi pinjaman sehingga akan meningkatkan volatilitas pasar global karena arus dana kembali ke Jepang. Namun diperkirakan dampak tersebut hanya bersifat jangka pendek.
Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham andalan berikut. Yaitu, Bank Mandiri (BMRI), Bank BCA (BBCA), Ultrajaya Milk Industry (ULTJ), Mayora Indah (MYOR), dan Sinar Eka Selaras (ERAL). (*)
Related News
Wall Street Rebound, IHSG Cenderung Menguat
Aksi Jual Hantui IHSG, Serok Saham BMRI, BKSL, dan KLBF
IHSG Gagal Bertahan di 8.700, Sektor -Sektor Ini Jadi Biang Koreksi
Investasi Jangka Panjang, Ini Strategi DCA Aset Crypto
IHSG Nyaris Stagnan di Sesi I, Consumer Cyclical dan Energi Tertekan
Hilirisasi Nikel, Tembaga, Silika Jadi Fokus Pemerintah





