EmitenNews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) memanfaatkan teknologi tepat guna, efisien dan modern sehingga memacu produktivitas dan kualitasnya.


Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan konsisten melakukan pendampingan dan konsultansi bagi para pelaku industriuntuk meningkatkan efisiensi proses di sektor industri, memperbaiki kualitas produk, sekaligus mewujudkan komitmen industri yang ramah lingkungan.


Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin hadir memberikan layanan dalam hal standardisasi industri, optimalisasi pemanfaatan teknologi industri dan pelayanan jasa industridi seluruh unit kerja Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BBSPJI) serta Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI). Salah satu kelompok industri yang mendapat pembinaan adalah IKM pengolahan garam yang berperan penting bagi pasokan garam lokal, khususnya untuk keperluan konsumsi.


“BSKJI Kemenperin berupaya mendukung  pengembangan garam di Indonesia melalui pendampingan dan konsultansi bagi para pelaku industri serta penerapan teknologi yang dikembangkan bagi IKM Menengah melalui unit kerja yang dimiliki,” kata Kepala BSKJI Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Jumat (16/12).


Doddy menjelaskan garam merupakan salah satu komoditas strategis yang  penggunaannya sangat luas, mulai dari sektor konsumsi baik rumah tangga maupun komersial (hotel, restoran dan katering). Selain itu juga diperlukan oleh sektor industri meliputi industri aneka pangan (untuk produksi mi instan, biskuit, bumbu-bumbuan, makanan ringan, dan produk aneka pangan lainnya).


Berikutnya, industri farmasi (cairan infus, cairan hemodialisa, dan obat-obatan lainnya), industri tekstil dan penyamakan kulit, industri klor alkali (petrokimia dan pulp kertas), bahkan untuk water treatment di industri dan pengeboran minyak.

 
“Mengingat banyaknya penggunaan garam ini, tentu kebutuhannya juga akan sangat banyak,” ujarnya.


Salah satu unit kerja di bawah BSKJI Kemenperin, yakni Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Banda Aceh ikut berpartisipasi dalam pengembangan garam di Indonesia, khususnya di Provinsi Aceh. Salah satu teknologi yang dikembangkan sekaligus diaplikasikan di sektor IKM pengolahan garam adalah teknologi untuk mempercepat produksi garam menggunakan sistim semprot (sprayer).


“Teknologi yang di kembangkan ini telah di aplikasikan di dua IKM garam di Provinsi Aceh, yaitu di UD. Milhy Jaya Bireuen dan Koperasi Tunas Usaha Sejahtera Aceh Besar,” sebut Doddy.


Prinsip kerja dari teknologi yang dikembangkan tersebut adalah dengan cara menaikkan air garam muda (± 10 0be) menggunakan pompa air yang digerakkan oleh tenaga listrik bersumber dari panel surya  (solar cell) kebagian atas melalui pipa PVC dan di alirkan kembali ke bawah dalam bentuk pancuran seperti shower. Proses ini di ulang-ulang  terus setiap hari sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.


Karena ukuran air yang di jatuhkan dalam bentuk butiran kecil, maka proses penguapan air akan lebih efisien. Selain itu, ketika butiran air yang di jatuhkan ke bagian atas geomembran, akan menimbulkan efek pengadukan air garam yang juga berpengaruh langsung terhadap percepatan laju penguapan air.


Mahlinda, Ketua Tim pengembangan teknologi pengolahan garam sistem semprot ini mengatakan dalam kondisi cuaca normal dengan adanya teknologi sistem semprot ini tingkat kenaikan baume air garam rata-rata mencapai 2 obe/hari. Sedangkan jika tidak menggunakan teknologi semprot kadar baume hanya naik 1 obe/hari.


“Hal ini dapat memangkas waktu produksi garam sebanyak 50 persen apabila dibandingkan dengan teknologi konvensional tanpa menggunakan sistem semprot,” jelasnya. Keuntungan lain dari pengggunaan teknologi semprot ini adalah ukuran partikel garam yang dihasilkan lebih halus.(fj)