EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat kredit korporasi PT Mandala Multifinance (Mandala Finance), obligasi berkelanjutan III/2018, dan obligasi berkelanjutan IV/2020 dengan idA. Prospek peringkat dipertahankan negatif, karena pandemi Covid-19 masih membayangi pertumbuhan bisnis Mandala Finance. Kondisi itu, pada gilirannya, dapat mempengaruhi performa kualitas aset.


Pertumbuhan pembiayaan baru perusahaan minus 41,3 persen menjadi Rp2,9 triliun pada 31 Desember 2020 dari periode sama 2019 di kisaran Rp4,9 triliun. Tanpa afiliasi kuat dengan sumber pendanaan berkelanjutan atau pasar captive signifikan, Mandala Finance akan menghadapi tantangan dalam memulihkan nilai pembiayaan baru seperti sebelum pandemi.


Tanpa pembiayaan baru signifikan, sumber arus kas masuk sebagian besar dari angsuran piutang pembiayaan yang juga rentan terhadap penurunan kualitas aset dalam kondisi ekonomi lemah. Sebagaimana terdampak Covid-19, perusahaan mencatat rasio pembiayaan bermasalah (non-performing receivables, di atas 30 hari) lebih tinggi yaitu 7,7 persen dari periode sama 2019 di level 3,2 persen.


Meski implementasi program restrukturisasi pembiayaan seperti ditetapkan POJK 58/POJK.05/2020, Pefindo berekspektasi risiko gagal bayar debitur akan tetap ada pada akhir periode restrukturisasi. Karena debitur masih menghadapi kondisi ekonomi tidak menentu. Namun, sebagian dari risiko itu, dimitigasi kebijakan pembiayaan dan pengendalian pembayaran angsuran Mandala Finance secara ketat. 


Bisnis perusahaan menghasilkan marjin tinggi, dan leverage konservatif juga akan memberi dukungan tambahan dalam memenuhi kewajiban keuangan. Pefindo akan terus memantau secara ketat perkembangan dampak Covid-19 terhadap kinerja bisnis dan keuangan perusahaan.


Pefindo menilai penyebaran Covid-19 telah berdampak signifikan terhadap industri pembiayaan dalam pertumbuhan, kualitas aset, dan profitabilitas, terutama pembiayaan pada sektor-sektor ekonomi terdampak langsung. Misalnya, perhotelan, pariwisata, restoran, dan transportasi. Sektor manufaktur dan perdagangan berbasis komoditas juga terpengaruh pada tingkat lebih rendah, karena terbatasnya akses ke tempat kerja.


Kemampuan debitur sektor-sektor ekonomi itu, terpengaruh secara signifikan. Kemampuan pembayaran kembali kewajiban finansial mengalami penurunan. Itu memengaruhi profil keuangan sejumlah perusahaan pembiayaan. Meski POJK 58/POJK.05/2020 memungkinkan perusahaan pembiayaan merestruktur akun-akun terdampak Covid-19 untuk mempertahankan rasio kualitas aset, tataran implementasi juga memungkinkan terjadi risiko moral hazard. Di mana, debitur-debitur sebenarnya tidak terlalu terpengaruh juga akan tidak melakukan pembayaran angsuran.


Peringkat dapat diturunkan jika pembiayaan baru perusahaan menurun signifikan terdampak penyebaran Covid-19. Karena hal itu, dapat menurunkan keberadaan di pasar dan mengarah pada penilaian profil risiko bisnis lebih lemah. Penurunan material pada performa kualitas aset dan profitabilitas juga dapat mendorong peringkat untuk turun. 


Pefindo dapat merevisi prospek kembali ke stabil jika perusahaan mampu meningkatkan pertumbuhan pembiayaan baru dan mempertahankan performa keuangan. Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan kuat dibanding obligor lain memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Walau begitu, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibanding obligor berperingkat lebih tinggi.


Akhiran (sy) berarti peringkat mengindikasikan pemenuhan prinsip Syariah. Peringkat itu, mencerminkan permodalan perusahaan sangat kuat, kinerja profitabilitas kuat, dan posisi perusahaan baik bisnis motor di luar Jawa. Namun, peringkat itu dibatasi tantangan dalam pertumbuhan pembiayaan baru dan kompetisi ketat industri.


Mandala Finance, perusahaan pembiayaan memberi pembiayaan motor baru dan bekas. Pemegang saham mayoritas Mandala Finance, PT Jayamandiri Gemasejati, dan perusahaan afiliasi PT Lautan Teduh Interniaga, merupakan agen penjual Yamaha di Jawa Barat dan Lampung. 


Mandala Finance tidak hanya membiayai motor Yamaha, namun juga membiayai merek-merek lain seperti Honda, dan Suzuki. Per 31 Desember 2020, Mandala Finance dimiliki PT Jayamandiri Gemasejati 70,42 persen, Alex Hendrawan 5,06 persen, dan publik 24,52 persen. (Rizki)