EmitenNews.com - Terpilih menjadi ketua Mahkamah Konstitusi, Suhartoyo berkomitmen memperbaiki marwah MK sebagai penjaga konstitusi. Ia menggantikan Anwar Usman yang dicopot   oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), yang dipimpin oleh mantan ketua MK Jimly Asshiddiqie, Selasa (7/9/2023). Hakim konstitusi Saldi Isra tetap menjadi wakil ketua MK.

 

"Semangat kami berdua itu tetep sama, bahwa yang sekiranya di Mahkamah Konstitusi itu dipandang ada yang tidak baik tentunya itu akan kami perbaiki bersama," ucap Suhartoyo usai pengumuman hasil RPH, di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2023).

 

Untuk itu, Suhartoyo membuka diri akan masukan maupun kritik dari masyarakat. Dia mempersilakan masyarakat untuk mengkritik jika dirasa ada yang tidak baik.

 

"Kalau memang kami ke depan tidak baik, ya tidak apa-apa kami dikritik berdua. Sehingga kami berdua bisa setiap saat evaluasi. Jadi jangan dibiarkan," imbuhnya.

 

Suhartoyo berbicara perihal dipilihnya dirinya sebagai Ketua MK. Dia mengatakan hal itu karena panggilan dan permintaan para hakim MK.

 

"Jadi teman-teman semua, harus dipahami adalah jabatan ini bukan saya yang minta. Tapi ada kehendak dari para yang mulia, seperti disampaikan yang mulia Prof Saldi Isra bahwa beliau-beliau mempercayakan kami berdua menjadi semacam logo tadi," ungkapnya.

 

Suhartoyo terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi menggantikan Anwar Usman yang dicopot dari jabatannya usai dinyatakan melakukan pelanggaran kode etik berat oleh MKMK. Pemilihan yang dipimpin Wakil Ketua MK Saldi Isra berlangsung tertutup, dilakukan secara musyawarah mufakat dalam Rapat Pleno Hakim, Kamis ini.

 

Saldi Isra mengatakan dalam RPH itu muncul dua nama yang bersedia sebagai Ketua MK. Pertama, Saldi Isra, dan kedua, Suhartoyo.

 

Setelah itu, para hakim MK memberi kesempatan Saldi dan Suhartoyo berefleksi perihal kesiapan membawa MK. Akhirnya nama Suhartoyo disepakati untuk menjadi pemimpin MK ke depan.