EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup meongalami koreksi 0,61 persen menjadi 8.657, setelah sempat mencapai level 8.749. Pelemahan indeks disinyalir akibat profit taking setelah mencapai level tertinggi baru. Kemudian, sentimen negatif indeks bursa Asia cenderung melemah jelang pertemuan the Fed. 

Secara teknikal, indeks terkoreksi membentuk candle bearish engulfing yang menandakan adanya potensi koreksi jangka pendek. Indikator Stochastic RSI mengindikasi bearish divergence dengan indikasi ada peluang koreksi pada indeks. So, indeks ditaksir melanjutkan koreksi jangka pendek.

Oleh sebab itu, sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 10 Desember 2025, indeks akan mengitari area support 8.600, dan posisi level 8.750. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2025, naik menjadi 124 dari Oktober 2025 di level 121.2. Level tertinggi sejak Februari 2025 ditopang seluruh subindeks utama. 

Selanjutnya, investor akan menanti data retail sales Oktober 2025 diperkirakan tumbuh 4 persen YoY setelah edisi September 2025 meningkat 3,7 persen YoY. Mayoritas indeks bursa Asia bergerak melemah dalam kisaran sempit, di tengah kehati-hatian investor menjelang pertemuan the Fed akan rilis Kamis dini hari. 

Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 3,6 persen. Ini merupakan pertemuan ke-4 beruntun bagi bank sentral Australia tidak mengubah suku bunga, setelah melakukan pemangkasan suku bunga total sebanyak 75 bps tahun ini. 

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Barito Pacific (BRPT), Japfa Comfeed (JPFA), Unilever Indonesia (UNVR), Mayora Indah (MYOR), dan Solusi Sinergi alias Surge (WIFI). (*)