EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum bisa keluar tekanan. Secara teknikal, pergerakan IHSG secara masih melanjutkan koreksi hingga support psikologis 7.100. Itu tercermin dari pergerakan indikator stochastic bergerak bearish pada area overbought.

”Kami proyeksi IHSG akan bergerak dengan kecenderungan melemah terbatas pada hari ini, Rabu, 17 Juli 2024 dengan menguji level classic support level 7.215, dan resistance level 7.354,” dikutip dari StocKnow.id. 

Saat ini, investor masih terlihat melakukan penjualan cukup masif pada pasar saham Indonesia. Terkhusus pada investor asing, pada perdagangan kemarin, Selasa, 16 Juli 2024, asing melakukan distribusi Rp562 miliar didominasi penjualan saham Bank BRI senilai Rp248 miliar.

Sejumlah saham laik koleksi antara lain Adi Sarana (ASSA) Rp770 dengan take profit Rp795-815, dan stop loss Rp745. ESSA Industries Rp870 dengan take profit Rp900-920, dan stop loss Rp835. 

Wismilak Makmur Rp1.275, take profit Rp1.320-1.390, dan stop loss Rp1.225. Dan, Energi Mega Persada Rp230 dengan take profit Rp238-246, dan stop loss Rp222. Kemarin, IHSG ditutup minus 0,75 persen atau 54,5 poin menjadi 7.224.

Total nilai transaksi senilai Rp7,0 triliun, dan jumlah saham diperdagangkan sebesar 10,5 miliar lembar. Sementara itu, investor asing mencatat net sell sebesar Rp562 miliar. Di sisi lain, penjualan ritel Amerika Serikat (AS) stagnan di Juni 2024. Itu karena penurunan penerimaan dealer mobil diimbangi kekuatan sektor lain, menunjukkan ketahanan konsumen mendukung prospek pertumbuhan ekonomi kuartal kedua. 

Laporan Departemen Perdagangan juga mengungkapkan penjualan pada Mei 2024 lebih tinggi dari perkiraan, meski ekspektasi Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada September 2024 tetap tidak berubah. Penjualan ritel naik 2,3 persen secara tahunan pada Juni 2024, namun melambat dibanding kenaikan 7,7 persen pada Januari 2023. Setelah periode inflasi tinggi, rumah tangga mengurangi belanja, dan mencari alternatif lebih murah, seperti tercermin dalam laporan pendapatan peritel, dan produsen besar. (*)