Tertekan! IHSG Uji Level Psikologis 8.000
Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup melemah 1,87 persen menjadi 8.117. Pelemahan indeks ditekan koreksi mayoritas saham grup konglomerasi, dan saham-saham berhubungan dengan Morgan Stanley Capital Intenational (MSCI).
Itu sebagai respon atas rencana MSCI melakukan penyesuaian metodologi perhitungan free float khusus untuk konstituen saham Indonesia, dengan masukan dibuka hingga 31 Desember 2025, dan hasil diumumkan paling lambat 30 Januari 2026. Nah, kalau disetujui, perubahan ini akan diterapkan pada review Mei 2026.
Selain itu, MSCI juga akan menerapkan pembulatan baru mulai Mei 2026, dengan aturan berbeda tergantung besaran free float 25 persen dibulatkan ke 2,5 persen terdekat, 5–25 persen dibulatkan ke 0,5 persen terdekat, dan kurang dari 5 persen dibulatkan ke 0,5 persen terdekat.
Kebijakan tersebut akan berdampak terhadap bobot saham Indonesia dalam indeks emerging markets MSCI. Investor menanti realisasi laporan keuangan kuartal III 2025, dan perbaikan perekonomian domestik pada kuartal IV-2025. Sebelumnya, Bank BCA (BBCA) mencatat kinerja solid.
Lalu, Bank BNI (BBNI) cenderung mengalami tekanan disisi biaya dana sehingga menekan laba, dan Bank Mandiri (BMRI) juga mencatat penurunan laba seiring dengan peningkatan beban provisi, dan beban lain-lain di kuartal III 2025. Secara teknikal, Indeks breaklow MA20 di level 8.117 dengan kenaikan volume transaksi.
Stochastic RSI juga mengalami death cross pivot area, dengan MACD membentuk penyempitan negative slope. So, sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 28 Oktober 2025, indeks berpotensi menguji level psikologis 8.000. Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor menyerok saham ADMR, BBYB, MAPA, ARTO, dan GGRM. (*)
Related News
Wall Street Perkasa, IHSG Cenderung Koreksi
IHSG Rebound, Angkut Saham GOTO, HRUM, dan ASSA
Indosat–Twimbit Report: Kedaulatan AI Jadi Kunci Indonesia Emas 2045
2026 Implementasikan B50, 2027 Giliran BBM Campuran Etanol
IHSG Rontok 1,87% ke Level 8.117, Sektor Energi Pimpin Koreksi
Indonesia Buka Peluang AS Investasi di Proyek Pemurnian Nikel





