Tanur Reverberatory menggunakan bahan bakar minyak dengan reduktor batu bara jenis antrasit yang lebih banyak dan membutuhkan biaya yang relatif besar.
Untuk mampu bersaing dengan industri pertambangan timah dunia, perseroan harus menekan biaya produksi sehingga penggunaan teknologi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan ke depan.
Abdullah Umar berharap TSL Ausmelt Furnace mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen dengan kapasitas produksi 40.000 ton timah kasar per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.
Related News

Semester Pertama 2025, Urban Jakarta (URBN) Boncos 119,91 Persen

Akselerasi Proyek Pani, Merdeka Gold (MDKA) Ungkap Aksi BaruÂ

Lepas 135 Juta Lembar, Komisaris CARS Raup Rp18,90 Miliar

Lagi! Petinggi Ini Divestasi 10,38 Juta Saham AMMN

EMAS Eksekusi Transaksi USD56,6 Juta, Simak Detailnya

Free Float, Green Energy Buang 963,99 Juta Saham BREN