EmitenNews.com - Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) disebut-sebut bakal hengkang dari Bank Syariah Indonesia alias BSI (BRIS). Mundur teratur kedua bank pelat merah itu, untuk kepentingan ekspansi BSI di pasar global. Maklum, BSI berimaji menjadi Top 10 Bank Syariah Global pada 2025 mendatang. 


Merespons itu, BNI dan BRI buka suara. BRI misalnya, mengaku selalu terbuka terhadap pertumbuhan bisnis sesuai dengan Rencana Bisnis Bank yang sejalan dengan fokus bisnis perseroan. ”Kalau perlu aksi korporasi untuk mewujudkan rencana bisnis itu, perseroan akan senantiasa memenuhi ketentuan, dan peraturan berlaku,” tutur Agustya Hendy, Corporate Secretary BRI.


Sementara BNI mengaku selalu terbuka terhadap segala bentuk peluang bisnis yang dapat dioptimalkan, dan dapat memberi added value bagi perseroan, dengan tetap memperhatikan alignment terhadap strategi yang telah disusun. Nah, dalam menyusun, dan mengeksekusi strategi pengembangan bisnis, BNI memperhatikan strategi jangka panjang.


Itu dengan menerapkan prinsip kehati-hatian sesuai aturan berlaku termasuk POJK nomor 22 tahun 2022. ”Perseroan akan mempertimbangkan sejumlah aspek dalam mengkaji strategi pengembangan melalui pelaksanaan kegiatan penyertaan modal dan/atau aksi korporasi meliputi aspek risiko, aspek keuangan, dan menyusun strategi jangka panjang atas penyertaan modal dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian,” tegas Okki Rushartomo, Corporate Secretary BNI. 


Sebelumnya, rencana cabut BRI, dan BNI dari BSI awalnya diungkap Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo. Kartika menyebut BSI akan mencari investor strategis. Di mana, Bank Mandiri (BMRI) tetap pengendali. BRI, dan BNI perlahan keluar dari BSI.


Rencana itu, akan menjadi jurus Kementerian BUMN untuk melebarkan pangsa pasar BSI di kancah global. Selain itu, Kementerian BUMN ingin ada pendanaan dipakai BSI untuk ekspansi. BSI memiliki target menjadi Top 10 Bank Syariah Global di tahun 2025. (*)