EmitenNews.com - PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) berencana melakukan penggantian Dewan Komisaris dan Direksi melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tahun ini. Penggantian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja Perseroan ke depan, serta membuktikan bahwa Perseroan mengedepankan profesionalisme dan independensi terhadap pemenuhan Tata Kelola Perusahaan yang baik.


Dalam keterangannya Senin (3/4/2023), Direktur Utama CBUT Balakrishnan Naidu Ramasamy Naidu mengatakan penggantian Dewan Komisaris dan Direksi CBUT telah membangun dan berhasil membawa Perseroan menjadi Perusahaan Publik, satu-satunya perusahaan hilirisasi kelapa sawit yang go public.


Balakrishnan Naidu Ramasamy Naidu mengatakan penggantian jajaran manajemen CBUT tersebut merupakan upaya Perseroan dalam menjaga dan memperkuat profesionalisme dan independensi Perseroan. Hal itu sekaligus sebagai bukti konkret dukungan dari seluruh pemangku kepentingan Perseroan dalam meraih kinerja positif sesuai rencana bisnis yang strategis dan berkelanjutan.


Manajemen CBUT telah memperkirakan kinerja Perseroan akan lebih optimal ke depannya dengan diambilnya langkah ini. Hal ini bukan hanya untuk keberlanjutan bisnis semata, tetapi untuk lebih mengembangkan Perseroan agar dapat bersaing di industri hilirisasi kelapa sawit baik di tingkat nasional maupun internasional.


Keuangan sehat bukukan pendapatan Rp9,61 triliun

Sepanjang 2022, PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) membukukan pendapatan Rp9,61 triliun. Itu berarti terjadi lonjakan pendapatan sampai 11,04 persen dibanding tahun 2021, senilai Rp8,66 triliun.


Laporan keuangan CBUT yang dikutip, Rabu (29/3/2023), menunjukkan, perseroan berhasil mengontrol beban pokok penjualan sebanyak Rp8,12 triliun. Terjadi kenaikan dibandingkan Rp6,62 triliun pada tahun 2021.


Sementara itu, laba bruto untuk tahun 2022 mencapai Rp1,49 triliun, sehingga laba tahun berjalan terkumpul Rp223,14 miliar per 31 Desember 2022.


Menariknya perseroan mengerek ekuitas hingga 5.903 persen menjadi Rp768,52 miliar per 31 Desember 2022, dibandingkan tahun 2021 yang hanya Rp88,70 miliar.


Satu hal lagi, terjadi lonjakan ekuitas CBUT sebagai bagian dari keberhasilan perseroan membukukan saldo laba senilai Rp351,93 miliar. Menarik, setidaknya karena pada tahun sebelumnya masih tercatat defisit Rp152,03 miliar.


Untuk posisi liabilitas CBUT tercatat naik jadi Rp2,25 triliun dari tahun sebelumnya Rp1,93 triliun.


Lainnya, Citra Borneo Utama juga berhasil membukukan arus kas dari aktivitas operasi yang melonjak signifikan hingga 167,63 persen menjadi Rp492,87 miliar dibandingkan tahun 2021 Rp184,16 miliar.


Ini membuat kas dan setara kas pada akhir tahun 2022 menembus Rp859,96 miliar, melompat 467,11 persen dari periode akhir tahun 2021 yang hanya Rp151,63 miliar.


Direktur CBUT, Muhammad Rafik menyebut perusahaan memiliki perubahan lebih dari 20 persen pada pos jumlah aset. Intinya, jumlah aset naik 49,08 persen dari sebelumnya Rp2,02 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp3,01 triliun per 31 Desember 2022.


Perubahan ini terutama disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp798,33 miliar dari hasil dana IPO dan hasil operasional perseroan. Juga kenaikan pada piutang usaha sebesar Rp317,55 miliar atas penjualan ekspor dan domestik.


Seperti sudah ditulis, emiten penyulingan dan fraksinasi minyak kelapa sawit yang dihasilkan melalui proses penggilingan dan pemurnian ini, resmi mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO), Selasa (8/11/2022). Perseroan melepas 625 juta lembar saham baru atau setara 20% dari modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga Rp690 per lembar saham.


Saham CBUT yang dibuka pada harga Rp690, sempat mencatat level tertingginya pada Rp850 per saham atau naik 23% pada pukul 10.00 WIB. Kapitalisasi pasar mencapai Rp2,58 triliun.