EmitenNews.com — Pemerintah mengapresiasi PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) yang melakukan investasi baru senilai Rp1 triliun untuk pemanfaatan mesin Light Section Mill (LSM) dengan kapasitas produksi sebesar 500 ribu ton per tahun. Dengan ekspansi usaha yang dilakukan perseroan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan baja domestik.

 

"Investasi baru ini kami apresiasi karena berani melakukan ekspansi di tengah dampak pandemi Covid-19. Selain itu, investasi ini dapat menambah kapasitas produksi baja profil nasional sebesar 500 ribu ton, sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan baja profil dalam negeri di tengah gencarnya pembangunan konstruksi di Indonesia," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peresmian LSM GGRP di Cikarang Barat, Kamis (9/6).

 

Agus menambahkan GGRP juga melakukan investasi baru di sektor hulu baja, yaitu dengan pembangunan fasilitas Blast Furnace. Dijelaskan bahwa pemerintah berkomitmen kuat untuk mendorong agar investasi baru ini juga dapat diselesaikan seperti investasi baru di sektor hilir dengan beroperasionalnya fasilitas mesin LSM.

 

Agus menyatakan bahwa industri baja memiliki peran strategis sebagai "mother of industries" yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan sektor industri lainnya. Berbagai pengguna bahan baku baja tersebut, antara lain sektor konstruksi, alat transportasi, alat berat, elektronik, alat pertahanan, dan lain sebagainya.

 

Pada tahun 2021, neraca perdagangan besi dan baja (Kode HS 72) mengalami surplus sebesar 342 ribu ton. Peningkatan ekspor dari tahun 2020 ke 2021 sebesar 51,8%, sedangkan peningkatan ekspor dari tahun 2019 ke 2021 adalah sebesar 133,6%.

 

"Pertumbuhan ekspor yang baik ini menunjukkan resiliensi industri baja kita dalam rangka pemulihan ekonomi nasional," ungkap Agus.

 

Sementara itu, realisasi investasi sektor industri logam dasar selama Januari-Maret 2022 sebesar Rp40,18 triliun, yang terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp37,5 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ) sebesar Rp2,68 triliun.

 

Menperin optimistis, produk-produk dalam negeri dari industri baja saat ini sudah mampu berkompetisi dengan produk impor dan berdaya saing di pasar global. "Oleh karena itu, kami proaktif untuk terus mengoptimalkan penggunaan produk besi dan baja dalam negeri, khususnya dalam pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah, hingga BUMN ," tuturnya.

 

Sementara itu Presiden Direktur GGRP, Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menyampaikan, penambahan investasi sebesar Rp1 triliun tersebut merupakan upaya perusahaan untuk menambah kapasitas produksi menjadi 500 ribu metrik ton dengan teknologi terbaru dan pemakaian energi yang efisien.