TOBA Ungkap Bisnis Energi Hijau Moncer di Kuartal III-2025
Potret pembangkit listrik milik PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA).
EmitenNews.com - PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) mulai memetik hasil dari strategi transformasi bisnis hijaunya. Hingga kuartal III 2025, emiten pertambangan batu bara ini membukukan pendapatan konsolidasian sebesar US$288,2 juta, meski diterpa penurunan harga batu bara global.
Kontributor utama datang dari segmen pengelolaan limbah yang kini menyumbang sekitar 39% dari total pendapatan, melonjak lebih dari 1.000% dibanding tahun sebelumnya.
Posisi kas TBS juga mencatat peningkatan signifikan menjadi US$89 juta pada September 2025, naik sekitar 31% dari US$68 juta di akhir 2024. Kenaikan ini ditopang hasil divestasi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta penerbitan Sukuk Wakalah dan Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2025, yang memperkuat struktur keuangan dan kesiapan investasi.
Direktur TOBA, Juli Oktarina dalam catatannya Selasa (28/10) mengatakan 2025 menjadi fase konsolidasi dan penguatan operasional setelah penyelesaian tahap awal transformasi bisnis.
“Kami telah menuntaskan fase transformasi dan kini fokus pada penguatan operasional di seluruh pilar hijau. Dengan kas yang kuat, struktur keuangan yang sehat, dan arah strategi yang jelas, TBS siap melangkah ke fase optimalisasi profitabilitas dan sinergi antar pilar pada 2026,” ujarnya.
Meski masih mencatat rugi non-tunai dari divestasi dan akuisisi, TOBA tetap membukukan laba bersih sekitar US$1,8 juta, dengan Adjusted EBITDA mencapai US$31,8 juta.
Salah satu penggerak utama bisnis hijau TBS adalah CORA Environment, unit baru hasil rebranding dari Sembcorp Environment di Singapura. CORA kini memiliki lebih dari 700 karyawan dan 300 armada operasional, menjalankan layanan pengumpulan, daur ulang, hingga insinerasi limbah berbasis digital. Dalam lima tahun ke depan, CORA menyiapkan investasi lebih dari S$200 juta untuk memperluas jaringan waste-to-energy di Asia Tenggara, termasuk rencana pembangunan infrastruktur daur ulang di Indonesia pada 2026.
Selain itu, Electrum yakni, garapan TOBA dengan Gojek juga mencatat kemajuan pesat di lini kendaraan listrik. Hingga September 2025, tercatat lebih dari 6.400 motor listrik beroperasi dengan dukungan 360 stasiun penukaran baterai (BSS). Jumlah penukaran baterai mencapai 850 ribu kali per bulan, berkontribusi pada pengurangan lebih dari 25 ton emisi karbbon per hari.
Pada sektor energi terbarukan, PLTMH Sumber Jaya (6 MW) yang mulai beroperasi awal 2025 sudah menyumbang pasokan energi bersih secara stabil. Di sisi lain, proyek PLTS Terapung Tembesi di Batam yang dikerjakan bersama PLN Nusantara Power juga menunjukkan progres konstruksi signifikan dan ditargetkan beroperasi komersial pada pertengahan 2026.
“EBITDA kami tetap kuat, terutama berkat kontribusi segmen pengelolaan limbah dan kendaraan listrik. Ini menunjukkan bahwa portofolio hijau TBS tidak hanya tumbuh, tetapi juga semakin matang secara operasional,” tegas Juli.
Dengan tiga pilar bisnis hijau seperti pengelolaan limbah, kendaraan listrik, dan energi terbarukan, TOBA kini menapaki jalur menuju target netral karbon 2030.
Related News
Grup Lippo (LPCK) Berbalik Laba Usai Rugi Triliunan Rupiah
BRRC Beber Fakta Baru Bareng Calon Pengendali MEJA
Program 3 Juta Rumah, BNI Salurkan 109 Ribu KPR Subsidi
Kuartal III-2025, Emiten Grup Astra (AUTO) Tuai Laba Naik Tipis 2,6%
AKRA Suntik Anak Usaha Retail Jadi Rp1,05T, Ini Tujuannya
Delta Giri (DGWG) Catat Laba Tumbuh 10,87% di Kuartal III-2025





