EmitenNews.com - Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) sampai kuartal III 2024 mengemas laba bersih Rp148,02 Miliar. Surplus 4 persen secara year on year (yoy) dari periode sama tahun lalu Rp141,94 miliar. Trafik konsolidasi tumbuh 13,5 persen secara yoy atau 90.820 unit.

Peningkatan trafik diperoleh dari ketepatan strategi manajemen yang membuka terminal satelit baru pada akhir 2023. Yaitu, terminal satelit Semayang di Balikpapan, dan pengoperasian terminal satelit baru di Trisakti, Banjarmasin pada Oktober 2024. Lebih spesifik lagi untuk penanganan cargo alat berat, dan truck/bus diseluruh wilayah kerja meningkat 74,1 persen.

Selanjutnya, laba per lembar saham naik 4,2 persen menjadi Rp81,40 dari sebelumnya Rp78,06. Pelayanan jasa terminal masih menjadi primadona sebagai pencetak pundi-pundi keuangan IPCC utama pada Branch Jakarta. Itu ditandai dengan banjir cargo EV (Electric Vehicle) sejak Juni 2024 dengan berbagai macam merk seperti BYD, Wuling, Citroen, Vinvast, AION, dan brand-brand lainnya meningkat 19 persen setiap bulan dengan total sejumlah 15.988 unit. 

Menurut Direktur Utama IPCC Sugeng Mulyadi di tengah perosotan angka penjualan kendaraan bermotor tahun ini khususnya cargo kendaraan (mobil/CBU), IPCC berhasil membukukan kinerja positif. Kenaikan kinerja positif itu, didorong strategi-strategi jitu dalam optimalisasi potensi penggunaan lahan-lahan dengan berkolaborasi bersama beragam pihak. Salah satunya layanan Pre Delivery Centre (PDC) yaitu layanan tempat penyimpanan kendaraan sebelum dikirimkan ke destinasi pelabuhan tujuan. 

Perubahan pola bisnis bidang komersial juga mendorong optimalisasi pendapatan perusahaan berkat sinergi, dan komunikasi terjalin sangat baik dari IPCC kepada masing-masing pengguna jasa perusahaan. Nah, dari sisi rasio profitabilitas perusahaan menunjukkan kinerja cukup baik seiring kenaikan laba tahun berjalan itu, membuat net profit margin menjadi 26,24 persen dari periode sama tahun lalu 25,89 persen serta diikuti EBITDA margin juga menanjak menjadi 46,7 persen.

Perseroan sangat concern untuk meningkatkan efisiensi operasi pada semua lini diharap mampu memberi nilai tambah bagi investor. ”Saat ini, IPCC memiliki pondasi keuangan sangat kuat ditandai dengan tidak memiliki pinjaman dalam bentuk obligasi, perbankan atau instrumen keuangan lain sehingga ruang pendanaan untuk melakukan ekspansi bisnis sangat terbuka,” tegas 

Direktur Keuangan, SDM dan Manajemen Risiko IPCC, Wing Megantoro.

Sementara itu, Bagus Dwipoyono, Direktur Operasi dan Teknik IPCC menambahkan dengan implementasi digitalisasi sistem operasi baru yaitu PTOS-C, produk pengembangan karya anak usaha Pelindo dapat mengintegrasikan sistem telah digunakan sebelumnya, dan melengkapi hal-hal belum ada sebelumnya sehingga segala kebutuhan para pelanggan/pengguna jasa dapat terfasilitasi, pada akhirnya prinsip service excellent perusahaan bukan hanya slogan semata. 

Selain itu, standarisasi pola operasi, SDM dan transformasi terminal juga terus dilakukan guna menghadapi tantangan serta mengharapkan iklim bisnis otomotif membaik yang pada akhirnya ikut meningkatkan perekonomian nasional. Dengan masuknya berbagai macam brand-brand asal negeri Tiongkok terkhusus dalam ekosistem EV nasional, disusul pembukaan pabrik-pabrik di wilayah penyokong bisnis Ibu Kota Jakarta, diharap tahun depan peningkatan cargo EV baik ekspor dan impor dapat memacu pertumbuhan penjualan otomotif di dalam negeri. 

“Sejalan dengan program perusahaan fokus pada pengembangan strategi bisnis berkelanjutan, terus berupaya memperluas pengelolaan terminal kendaraan di wilayah Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian tengah, dan timur diharap tercipta konektivitas antar-terminal. Ujungnya, menurunkan biaya logistik dengan proses efisien, terintegrasi, dan selalu memenuhi ekspektasi para pelanggan/pengguna jasa,”tutup Sugeng. (*)