Tumbuh 20,56 Persen, Hillcon (HILL) Tabulasi Laba Kuartal I-2023 Senilai Rp115 Miliar
EmitenNews.com -PT Hillcon Tbk (HILL) membukukan laba bersih sebesar Rp115,99 miliar di periode Januari-Maret tahun 2023 ini. Raihan itu tumbuh 20,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp96,20 miliar.
Merujuk data laporan keuangan emiten tambang untuk periode 3 bulan pertama ini, yang dikutip, Senin (8/5/2023). Pendapatan perseroan juga tercatat naik 32,59% menjadi Rp930,51 miliar, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp701,74 miliar.
Berdasarkan segmen usahanya, segmen jasa pertambangan mencatatkan pendapatan sebesar Rp819,99 miliar, segmen jasa konstruksi mencatatkan pendapatan sebesar Rp66,67 miliar dan pendapatan segmen lainnya tercatat sebesar Rp43,84 miliar.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan HILL per Maret 2023 tercatat sebesar Rp694,66 miliar, beban usaha perseroan tercatat sebesar Rp46,88 miliar, serta beban lainnya tercatat sebesar Rp765 juta.
Hingga akhir Maret 2023, total nilai aset HILL tercatat sebesar Rp4,12 triliun, tumbuh 19,38% dari posisi akhir Desember 2022 yang tercatat sebesar Rp3,45 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp2,46 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,66 triliun.
Sebelumnya, Manajemen HILL menargetkan hingga akhir tahun 2023 perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp700 hingga Rp800 miliar. Sementara, untuk pendapatan perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp6 triliun.
Strategi untuk mencapai target tersebut tentu saja dari kontrak yang sedang berjalan dan juga ada pipeline kontrak baru, serta pembangunan infrastruktur yang sedang kami bangun.
Hingga Maret lalu Hillcon telah memiliki tiga kontrak baru yang berada dalam pipeline perseroan. Melalui tiga kontrak tersebut, perseroan juga menargetkan peningkatan produksi nikel menjadi 15 juta wet metric ton (wmt) hingga akhir tahun ini, naik dari realisasi produksi akhir tahun lalu yang sebesar 9 juta wmt.
Pendapatan perseroan tahun ini masih akan didominasi oleh segmen pertambangan batu bara dengan kontribusi sebesar 55%. Hal itu dikarenakan nilai kontrak batu bara masih cukup besar.
Related News
Rugi Sampai Rp557 Miliar, KFC Akui Ekses Covid-19 dan Aksi Boikot
Jual Kepemilikan, Sang Dirut Kini Hanya Kuasai 0,02 Persen Saham SOUL
Waskita (WSKT) Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
OJK Sebut Telah Periksa Transaksi Saham BREN, Hasilnya Ini
Bank CIMB (BNGA) Kuartal III Cetak Kredit Rp218,6T, Cek Rinciannya
BUMN Dinilai Hadapi Tantangan Tata Kelola dan Ketidakpastian Hukum