Tumbuh Minimalis, PRDA 2024 Catat Laba Rp270 Miliar

Petugas berpakaian lengkap melakukan sterilisasi di ruangan kantor Prodia. FOTO - ISTIMEWa
EmitenNews.com - Prodia Widyahusada (PRDA) menyudahi 2024 dengan tabulasi laba bersih Rp270,19 miliar. Melejit 3,97 persen dari episode sama tahun sebelumnya dengan koleksi laba bersih Rp259,87 miliar. Alhasil, laba per saham dasar dan dilusian melonjak menjadi Rp288,21 dari sebelumnya Rp277,20.
Hasil itu, menunjukkan resiliensi perseroan sebagai pemegang market share laboratorium diagnostik terbesar di Indonesia. Perseroan mencatat kontribusi pendapatan terbesar dari segmen pelanggan B2C, dengan kontribusi pendapatan 58 persen dari total pendapatan.
Selain itu, perseroan mencatat kontribusi pendapatan terbesar dari permintaan tes rutin Rp1,57 triliun turut menyumbang 69 persen total pendapatan. Perseroan juga membukukan pendapatan Rp2,25 triliun, naik 1,3 persen edisi sama 2023 senilai Rp2,22 triliun. Posisi kas dan setara kas Rp442 miliar.
Dengan begitu, perseroan masih mampu menunjukkan kesehatan keuangan kuat dalam mendukung operasional bisnis. Sejumlah strategi bisnis unggulan sudah dipersiapkan, dan akan diimplementasikan secara bertahap untuk menggenjot pertumbuhan pendapatan, dan laba pada 2025.
Perseroan akan mengoptimalkan perolehan dari jumlah tes-tes bersifat esoterik. Pada 2025 akan menggenjot target menjadi 14 tes baru setiap tahun, utilisasi layanan klinik, memperbanyak Point of Collection (POCs), memperbanyak kerjasama dengan rumah sakit, asuransi, mengoptimalkan jejaring layanan pelanggan baik untuk B2C, dan B2B secara intensif.
”Nah, untuk menguatkan posisi sebagai market leader di industri laboratorium diagnostik di Indonesia, perseroan berupaya meningkatkan jangkauan layanan sebagai pusat rujukan di Asia Tenggara (SEA Referral Laboratory),” tutur Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada.
Selain strategi utama itu, kinerja positif juga didukung kontribusi positif Prodia Diagnostic Line (Proline). Kontribusi Proline diharap makin memperkuat kinerja, terutama dalam menjawab kebutuhan alat kesehatan Indonesia seiring berbagai program pemerintah terhadap alat kesehatan berbasis Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada 2025.
Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, mengatakan kinerja keuangan saat ini dalam posisi baik. Capaian itu, mencerminkan komitmen dalam mengelola operasional secara efisien, dan mempertahankan profitabilitas berkelanjutan. Selanjutnya, terus fokus pada strategi bisnis dengan pendekatan disiplin, dan adaptif,” tegas Liana.
Per akhir 2024, Prodia terus memperluas jangkauan layanan dengan total 354 outlet tersebar di 80 kota 34 provinsi Indonesia. Selain ekspansi jaringan, Perseroan terus mengalokasikan belanja modal (capex) untuk mendukung pertumbuhan bisnis, termasuk ekspansi outlet, rehabilitasi, renovasi bangunan, keperluan relokasi, dan pengembangan operasional IT pada operasional.
Sebagai Center of Excellence laboratorium diagnostik, Prodia terus melakukan edukasi kesehatan, kolaborasi dengan institusi pendidikan, badan riset, dan distribusi informasi melalui kanal digital. Selain itu, ekspansi digital terus didorong melalui pengembangan aplikasi U by Prodia, menyediakan fitur pemesanan pemeriksaan laboratorium, Health Plan, dan Chronic Disease Management, guna memberi layanan lebih mudah diakses masyarakat. (*)
Related News

Dorong Kinerja Solid dan Inovatif, Capex Elnusa (ELSA) Rp594 Miliar

Melewati 2024, KB Bank Catat Pertumbuhan Pendapatan Bunga 49,20 Persen

Surplus 87 Persen, ANJT 2024 Raup Laba USD9,64 Juta

Menanjak 80 Persen, Laba SMRA 2024 Sentuh Rp1,37 Triliun

Naik 49,20 Persen, BBKP 2024 Raup Pendapatan Bunga Bersih Rp909 Miliar

Preskom Indo Kordsa (BRAM) Mundur, Dipastikan tak Berdampak Hukum