EmitenNews.com - PT Waskita Karya (WSKT) menunda pelaksanaan right issue Rp3,9 triliun. Itu karena kondisi pasar global menantang, dan kurang kondusif. Efeknya, mempengaruhi kinerja harga saham perseroan di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
Singkatnya, penundaan tersebut dilakukan hingga kondisi harga saham, dan kinerja perseroan membaik. ”Keputusan penundaan tersebut telah disetujui rapat komite privatisasi yang dilaksanakan pada 27 Desember 2022,” tulis Destiawan Soewardjono, President Director Waskita Karya.
Tentu penundaan tersebut akan berdampak terhadap Rencana Kerja Anggaran Perseroan (RKAP). Namun, perseroan terus berkomitmen untuk memperbaiki kinerja keuangan, dan mencari sumber pendanaan alternatif. Berdasar data terkini, harga saham Waskita Karya bertengger di level Rp360 per lembar. Melesat 2 poin alias 0,56 persen dari posisi sehari sebelumnya Rp358 per helai.
Sebelumnya, Waskita Karya mengantongi izin right issue 8.722.695.331 helai atau 8,72 miliar saham baru bernominal Rp100 per saham. Selain itu, juga mendapat persetujuan penerbitan obligasi, dan sukuk melalui penawaran umum maupun tanpa penawaran umum atau penawaran umum berkelanjutan dengan penjaminan atas nama pemerintah.
Tindakan itu untuk memenuhi persyaratan Penjaminan Pemerintah sebagaimana Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 211/PMK.08/2020 tentang Tata Cara Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Badan Usaha Milik Negara DalamPelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional. Sepanjang 2022, Waskita akan mendapat alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp3 triliun.
Itu dilakukan untuk menjaga komposisi kepemilikan saham antara pemerintah, dan publik. Setelah penerimaan PMN, Waskita melaksanakan right issue dengan target perolehan Rp980 miliar. Dana PMN Rp3 triliun untuk menuntaskan ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung (KAPB) tahap 2, dan ruas tol Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi 3.
Waskita tetap konsisten melaksanakan upaya–upaya perbaikan kinerja keuangan dengan menjalankan 8 stream penyehatan keuangan. Tahun ini, perseroan sukses melakukan strategic partnership pada beberapa ruas jalan tol seperti Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Jalan Tol Kanci-Pejagan, dan Jalan Tol Pejagan-Pemalang diharap membantu mendongkrak kinerja operasional perusahaan. (*)
Related News

Perkuat Posisi, Pengendali YELO Serok 709,35 Juta Saham di FCA

BNI Perpanjang Perjanjian Kredit Elnusa Senilai USD70 Juta

Uni-Charm (UCID) Merugi di Medio 2025, Ini Penyebabnya

Laba COAL Anjlok 34,3%, Sisa Rp17,3M di Semester I-2025

BNI Hujani Nasabah Hadiah Rejeki wondr, Masih Bisa Ikutan!

Dirut SOLA Belum Berhenti Borong Saham, Buat Apa?