EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Jumat (5/11) dibuka beragam (mixed) dengan kecenderungan naik setelah indeks saham NASDAQ dan S&P 500 semalam kembali mencatatakan rekor penutupan tertinggi. Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) turun 5 bps menjadi 1.53% karena investor menimbang kembali prospek kenaikan suku bunga.
Bank sentral AS (Federal Reserve atau the Fed) kemairn secara resmi mengumumkan akan mulai melakukan pengurangan (tapering) program pembelian asetnya mulai bulan ini. Namun ketua the Fed Jerome Powell mempertegas sikapnya bahwa akhir dari proses tapering tahun depan bukan berarti secara otomatis mensinyalkan awal dari siklus kenaikan suku bunga acuan.
"Investor merasa kecewa atas keputusan bank sentral Inggris (Bank Of England atau BIE) yang mempertahankan suku bunga acuan di 0.1%. Sebelumnya, investor juga kecewa dengan komentar Presiden bank sentral Eropan (ECB) Christine Lagarde yang menolak ekspektasi pasar bahwa lonjakan inflasi akan mendorong ECB menaikkan suku bunga tahun depan," ulas analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Dari sisi makroekonomi, investor mencerna data Neraca perdagangan AS yang mencatatkan rekor defisit sebesar USD0.9 miliar di bulan September. Ekspor turun tajam (-3.0% M/M) sementara impor terus naik (+0,6% M/M) meskipun ada gangguan pada rantai pasok di sejumlah pelabuhan di AS.
Investor juga meyambut baik perbaikan pada pasar tenaga kerja. Jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran Initial Jobless Claims) mencapai 269,000 yang berakhir 30 Oktober, lebih rendah dari estimasi 275,000 dan angka pada minggu sebelumnya, 283,000. Initial Jobless Claims sudah bertahan di bawah 300,000 selama 4 minggu beruntun.
Menurut Dustin fokus perhatian investor sekarang tertuju pada rilis data Non-Farm payrolls bulan Oktober AS nanti malam. NFP diprediksi akan bertambah sekitar 450,000 setelah hanya bertambah 194,000 di bulan September. Tingkat Pengangguran di ramalkan turun menjadi 4.7%dari 4.8% di bulan September.
Dari dalam negeri, investor akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi (PDB) 3Q21 Indonesia.
Untuk perdagangan hari ini IHSG diprediksi bergerak bearish di rentang support 6,570 - resistance: 6,610. Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan Phillip Sekuritas.
BRPT
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 930
Target Price 1 : 970
Target Price 2 : 990
Stop Loss : 905
WTON
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 278
Target Price 1 : 292
Target Price 2 : 310
Stop Loss : 268
BDMN
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 2,600
Target Price 1 : 2,750
Target Price 2 : 2,800
Stop Loss : 2,520.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha