Tuntaskan Bom Waktu Proyek Whoosh, Danantara-KAI Berkoordinasi

Kereta cepat Jakarta - Bandung Whoosh. Dok. Info Publik.
EmitenNews.com - Masalah serius sedang membelit Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Beban utang yang memberatkan berkaitan dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh itu, yang sedang coba diatasi oleh BPI Danantara bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI). KAI menggambarkan masalah yang membelit itu, sudah seperti bom waktu, yang sewaktu-waktu bisa saja meledak.
Dalam keterangan yang dikutip Minggu (24/8/2025), Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Danantara Dony Oskaria di Jakarta, mengungkapkan, proses penjajakan sedang berlangsung dan segera dirampungkan.
Sudah ada rencana memasukkan penyelesaian proyek Whoosh ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun ini.
“Tentu akan kami bereskan proses itu. Direktur Utama PT KAI juga sudah menyampaikan di DPR ya. Nanti akan kami selesaikan segera, nanti masuk dalam RKAP kami tahun ini,” ujar Dony Oskaria.
Sejauh ini Danantara sudah melakukan pertemuan dengan pihak PT KAI untuk mencari jalan terbaik, atas utang gede yang merugikan pihak KAI tersebut.
Seperti diketahui, proyek KCJB, salah satu proyek strategis nasional (PSN) ini, menjadi sorotan karena beban utang yang harus ditanggung oleh PT KAI.
Lihat saja. Total biaya proyek mencapai USD7,27 miliar, atau sekitar Rp118,9 triliun, termasuk karena pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar. Sejak digarap pada 2016, proyek ini telah menjadi perhatian publik karena kompleksitas finansial.
Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, yang membidangi perdagangan dan BUMN, di Jakarta, Rabu (20/8/2025), Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin mengusulkan restrukturisasi proyek Whoosh.
“Kami dalami juga masalah KCIC, memang ini bom waktu. Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk penyelesaian KCIC ini, selanjutnya untuk perbaikan dan restrukturisasi dari portofolio-portofolio yang ada,” ucap Bobby.
Selesaikan bom waktu Whoosh KAI siap berkoordinasi dengan Danantara
Dalam kesempatan itu, KAI siap berkoordinasi dengan Danantara terkait penyelesaian Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Usulan restrukturisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu program kunci PT KAI pada tahun 2025.
Anggota Komisi VI DPR RI Asep Wahyuwijaya sebelumnya menyoroti tambahan beban keuangan dari proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Kalangan dewan yang membidangi perdagangan, kawasan perdagangan, persaingan usaha dan BUMN itu meminta manajemen KAI memaparkan secara transparan proposal restrukturisasi agar tidak berdampak negatif pada kenyamanan publik.
“Jangan sampai gara-gara beban utang dampaknya justru mengorbankan kualitas layanan dan kenyamanan publik,” ujar Asep Wahyuwijaya.
DPR perlu mengetahui secara menyeluruh tantangan finansial KAI agar peta jalan perusahaan ke depan berjalan baik dan tetap melindungi kepentingan masyarakat sebagai pengguna layanan transportasi.
Asep menekankan perlunya efisiensi operasional di tubuh KAI, termasuk kinerja anak perusahaannya. Untuk itu, restrukturisasi harus dilakukan dengan cermat dan terencana agar citra KAI sebagai moda transportasi strategis tidak terganggu.
“Kinerja KAI sudah cukup bagus. Namun restrukturisasi finansial dan efisiensi operasional harus dilakukan dengan cermat agar pelayanan kepada masyarakat tetap maksimal dan kinerja perusahaan berjalan dengan sehat,” kata Asep Wahyuwijaya. ***
Related News

11 Tersangka Kasus Pemerasan Sertifikat K3 di Kemnaker, Ada Sultannya

Agar KA Lebih Efisien, BPH Migas Dorong Pemanfaatan BBM Subsidi

Dukung Pembangunan, Kontribusi IIF Rp42,5T Untuk 150 Proyek Strategis

Peras Buruh, Begini Aliran Dana yang Diterima Noel dan Tersangka Lain

Kasus Korupsi Noel, KPK Telusuri Aliran Dana Pemerasan K3 Kemnaker

Bersaksi di KPK, Lisa Mariana Ngaku Terima Aliran Dana Kasus BJB