Unjuk Data, Purbaya Tepis Ceplas-Ceplosnya Lemahkan Pemerintah
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan data LPS untuk menepis kritik bekas Kepala Komunikasi Kantor Presiden, Hasan Nasbi yang menyebut gaya ceplas-ceplosnya melemahkan pemerintah.(Foto: Tangkapan layar Youtube TvOne)
EmitenNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menepis kritik bekas Kepala Komunikasi Kantor Kepresidenan Hasan Nasbi yang menyebut gaya koboi Purbaya yang kerap menyentil institusi lain melemahkan kekompakan pemerintah. Sambil menunjukkan hasil Survey Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah (IKKP) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya memastikan gaya blak-blakannya justru meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Ketika wartawan meminta tanggapannya terkait kritik Nasbi, Menkeu meminta stafnya mengeluarkan selembar grafik hasil survei LPS yang menggambarkan adanya peningkatan kepercayaan publik kepada pemerintah. IKKP mengalami penguatan ke level 130,6 pada Oktober 2025 dari bulan sebelumnya yang hanya di level 117,3.
“Kemarin waktu Juli, Agustus, dan September, (indeks) turun terus ke titik terendah setelah terjadi banyak demo. Lalu kami lakukan yang mungkin agak drastis atau ceplas-ceplos bagi sebagian kalangan, tapi berhasil membalikkan sentimen masyarakat ke pemerintah,” paparnya di Jakarta, Senin (27/10).
Merujuk data LPS tersebut, Purbaya mengatakan bahwa perbaikan kepercayaan itu didukung oleh kualitas kinerja ekonomi yang juga membaik.
“Ketika ekonomi buruk, mereka nggak suka pemerintah, makanya banyak demo besar-besaran. Tapi, ketika (ekonomi) mulai balik, mereka juga senang ke pemerintah,” ujar Menkeu.
Purbaya meyakini gaya komunikasi dia yang kerap dikritik lantaran dianggap ceroboh atau bergaya koboi justru berpengaruh positif terhadap pemulihan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Ia pun mengungkapkan bahwa gaya koboi yang dilakukannya merupakan perintah Presiden Prabowo Subianto yang ingin pertumbuhan ekonomi terakselerasi pada kuartal IV tahun 2025.
“Saya hanya perpanjangan tangan dari Presiden, dengan versi yang lebih halus malah. Karena kita perlu ekonomi yang lebih cepat di triwulan IV tahun ini. Sudah mulai kelihatan kan? Saya harapkan ke depan lebih bagus lagi,” pungkas Purbaya.(*)
Related News
Utang Pemerintah di Atas Rp9.000 Triliun, Purbaya Bagikan Strateginya
Sumbang 60 Persen GDP, Indo-Pacific Jadi Pendorong Ekonomi Global
Mentan: Hilirisasi Tak Berarti Jika Petani Tak Nikmati Hasil yang Adil
Potensi Ekonomi Hilirisasi Kelapa Bisa Capai Rp1.000 Triliun
Pemimpin 15 Negara Sepakat Jaga Pasar RCEP Tetap Terbuka
Harga Emas Antam Tumbang Lagi Rp45.000 per Gram





