EmitenNews.com - PT Satria Investama Perdana selaku pemegang saham pengendali PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAPX), pada tanggal 16 Oktober 2024 telah mengurangi porsi kepemilikan sahamnya. Setelah transaksi itu, kepemilikan saham Satria Investama Perdana di SAPX berkurang menjadi setara dengan 46,6 persen.

Dalam keterangan tertulisnya Kamis (17/10/2024), Direktur PT Satria Investama Perdana, Budiyanto Darmastono menyampaikan bahwa perseroan telah menjual sebanyak 10.000.000 lembar saham SAPX di harga Rp2.700 per saham.

"Tujuan transaksi adalah untuk Securities Landing. Transaksi ini tidak mengakibatkan perubahan kepemilikan manfaat atas dengan kepemilikan saham langsung," tuturnya.

Pasca penjualan, maka kepemilikan saham PT Satria Investama Perdana di SAPX berkurang menjadi 388 juta juta lembar saham setara dengan 46,6% dibandingkan sebelumnya sebanyak 398 juta lembar setara dengan 47,8%.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan harga saham PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX) setelah terindikasi pola transaksi yang tidak biasa atau Unusual Market Activity (UMA).

Sehubungan dengan pengumuman UMA, BEI meminta para investor memperhatikan tanggapan dari manajemen perusahaan terkait atas permintaan konfirmasi bursa, Yulianto Aji Sadono, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, dalam keterangannya pada Jumat (13/9/2024).

BEI juga mengimbau agar investor mencermati kinerja perusahaan, keterbukaan informasinya, dan mengkaji lebih lanjut rencana aksi korporasi perseroan. Terutama jika rencana tersebut belum mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Investor diharapkan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi di masa mendatang sebelum membuat keputusan investasi," tambah Yulianto.

Pada perdagangan sesi pertama Selasa (17/9/2024), saham SAPX tercatat melemah 0,32% atau turun 10 poin menjadi Rp3.050 per saham.

Sepanjang sesi pagi, saham SAPX bergerak dalam kisaran Rp3.050 hingga Rp3.060 dengan volume transaksi mencapai 9.122 lot dan nilai transaksi sekitar Rp2,7 miliar. ***