EmitenNews.com - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dinilai memiliki posisi strategis untuk memanfaatkan inisiatif hilirisasi nikel di Indonesia. Hal ini terutama didukung oleh proyek pengolahan berteknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) di Morowali dan Pomalaa.

Kedua proyek tersebut diharapkan mendorong pertumbuhan permintaan nikel dalam jangka menengah hingga panjang, seiring dengan kemajuan konstruksi dan pengembangan sektor hilir yang berkelanjutan.

Meskipun menghadapi tekanan dari penurunan harga nikel dan tantangan biaya, INCO tetap menunjukkan ketangguhan operasional. 

Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan, mengungkapkan bahwa efisiensi biaya yang meningkat dan penurunan harga input energi diperkirakan akan mendukung pemulihan margin dan pertumbuhan laba pada tahun 2025, meskipun margin pada 2024 diproyeksikan sedikit menyempit.

Rizkia menaikkan target harga (TP) saham INCO menjadi Rp4.290 dengan rekomendasi Trading Buy, mengimplikasikan EV/EBITDA sebesar 6,5x, atau sedikit di bawah rata-rata lima tahun EV/EBITDA INCO. 

Penilaian ini mencerminkan stabilitas operasional perusahaan, portofolio proyek strategisnya, dan kemampuan untuk mengatasi tantangan jangka pendek. Dengan persiapan matang untuk pemulihan di masa depan, INCO dianggap sebagai pemain utama dalam sektor hilirisasi nikel nasional.