EmitenNews.com- PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) mencatat penurunan laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di sepanjang tahun 2020, menjadi sebesar Rp119,16 miliar turun 61,83 persen dibanding perolehan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada tahun sebelumnya yang mencapai sebesar Rp312,19 miliar


Dalam Laporan keuangan emiten miras milik Pemprov DKI yang dimuat pada laman BEI, Rabu (31/3/2021) disebutkan, pendapatan DLTA memang tergerus 33,98 persen menjadi Rp546,33 miliar di sepanjang tahun 2020, dibanding realisasi pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp827,13 miliar.


Namun demikian, beban pokok penjualan turun 22,25 persen menjadi sebesar Rp179,15 miliar dari Rp230,44 miliar, menggerus laba bruto perusahaan sebesar 38,46 persen pada tahun 2020, menjadi sebesar Rp367,17 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp596,69 miliar.


Beban penjualan tercatat senilai Rp156,62 miliar turun dari Rp166,48 miliar, beban umum dan administrasi naik jadi Rp78,51 miliar dari Rp68,36 miliar, penghasilan bunga turun jadi Rp35,74 miliar dari Rp48,23 miliar dan perseroanmembukukan rugi lain-lain neto sebesar Rp3,07 miliar dari sebelumnya tercatat laba lain0lain neto Rp2,35 miliar.


Alhasil, laba sebelum pajak DLTA pada tahun 2020, alami penurunan 60,06 persen menjadi Rp164,70 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp412,43 miliar. Beban pajak DLTA turun menjadi Rp41,23 miliar atau 56,41 persen lebih rendah dari Rp94,62 miliar tahun sebelumnya.


Dengan demikian dalam laporan keuangan tercatat bahwa, laba per saham dasan dan dilusian DLTA juga ikut turun dari senilai Rp397 menjadi senilai Rp155 per saham.


Sementara, total aset DLTA menjadi turun 14,05 persen sebesar Rp1,22 triliun pada tahun 2020, lebih rendah dibanding total aset DLTA pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,42 triliun.


Aset itu dikontribusi oleh total liabilitas yang tercatat Rp1205,68 miliar turun dari sebelumnya Rp212,42 miliar dan ekuitas turun jadi Rp1,01 triliun dari tahun sebelumnya Rp1,21 triliun.


Untuk posisi keuangan DLTA yang sangat perlu diperhatikan adalah kas dan setara kas akhir tahun tercatat sebesar Rp697,22 miliar atau turun 17,41 persen dari sebelumnya Rp844,21 miliar.


Namun yang perlu menjadi perhatian adalah kabar yang sudah sangat santer terdengar bahwa BUMD milik Ibu Kota itu ingin dilego atau dijual sahamnya oleh Pemprov DKI Jakarta. Penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) tersebut tak terlepas dari sang Gubernur, dimana Anies Baswedan ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan akan melepas saham produsen miras itu.


Seperti diketahui bahwa Pemprov DKI menggenggam 26,25 persen saham emiten bir yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 27 Februari 1984 dan bertengger di papan utama perdagangan.(Rizki)