Wah! Kerugian PTBC Bakal Berikan Tekanan Pada Profitabilitas OCBC Indonesia (NISP)
EmitenNews.com -Akuisisi PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) sebagai emiten yang memiliki peringkat BBB/AAA(idn)/Stabil atas PT Bank Commonwealth (PTBC) yang memiliki peringkat AAA(idn)/Stabil) akan bersifat netral terhadap peringkat perusahaan tersebut, kata Fitch Ratings.
“Peringkat kedua bank saat ini didukung oleh penilaian kami terhadap prospek dukungan dari pemegang saham mereka, yang tidak akan berubah jika penjualan berlanjut,” ungkap Fitch Ratings dalam pengumumannya.
OCBC Indonesia, anak perusahaan Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC; AA-/Stable/aa-) yang berbasis di Singapura, mengumumkan penandatanganan perjanjian yang mengikat dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA; A+/Stable/a+) untuk mengakuisisi perusahaannya. 99% saham PTBC dengan nilai sekitar Rp2,2 triliun (AUD220 juta). CBA memperkirakan transaksi akan selesai pada 2Q24 atau 3Q24, tergantung pada persetujuan regulator. OCBC Indonesia berencana untuk menggabungkan PTBC ke dalam operasinya setelah selesai.
Akuisisi ini menandakan komitmen berkelanjutan grup OCBC terhadap pasar Indonesia mengingat potensi pertumbuhannya, yang pada gilirannya mendukung peringkat OCBC Indonesia. Komitmen ini juga tercermin dalam perubahan merek dan logo OCBC Indonesia baru-baru ini menjadi OCBC dari OCBC NISP, yang mengikuti upaya rebranding serupa di pasar utama induk lainnya di Tiongkok Raya. Transaksi ini bersifat netral terhadap peringkat yang didorong oleh dukungan OCBC Indonesia, yang saat ini dibatasi oleh Batasan Negara Indonesia di 'BBB'.
Akuisisi ini juga tidak akan mempengaruhi Peringkat Viabilitas OCBC Indonesia (bb+) mengingat ukuran PTBC yang kecil, dengan aset sebesar Rp16,6 triliun pada akhir September 2023, setara dengan 6,7% dari total aset OCBC Indonesia, dan ruang yang memadai dalam profil kredit mandiri OCBC Indonesia. . Kami memperkirakan transaksi ini akan memiliki dampak yang terbatas terhadap rasio permodalan OCBC Indonesia karena nilai akuisisi jauh lebih kecil dibandingkan nilai buku PTBC sebesar Rp4,1 triliun dan rasio ekuitas umum Tier 1 PTBC berada pada level yang tinggi yaitu sebesar 38,4% pada akhir September 2023.
Fitch memperkirakan akuisisi ini memberikan tekanan pada profitabilitas OCBC Indonesia dalam jangka pendek mengingat kerugian operasional PTBC dalam beberapa tahun terakhir. Namun dampaknya harus dibatasi dan bersifat sementara karena kurangnya skala merupakan salah satu penyebab lemahnya profitabilitas PTBC. Fitch juga memperkirakan tidak akan ada dampak yang signifikan terhadap kualitas aset OCBC Indonesia karena jumlah pinjaman PTBC yang kecil sebesar Rp8,5 triliun pada akhir September 2023, dengan rasio kredit bermasalah bruto sebesar 1,95% dan cakupan penyisihan kerugian pinjaman sekitar 127. %.
Penjualan yang diumumkan juga tidak berpengaruh terhadap Peringkat Nasional PTBC. Kami telah memperhitungkan kemungkinan divestasi bank oleh CBA dalam penilaian dukungan kami dan pemilik akhir yang baru, jika transaksi berhasil, adalah entitas dengan peringkat yang lebih tinggi. Kami mengharapkan OCBC Indonesia untuk mendukung PTBC, jika diperlukan, untuk sementara sebelum penggabungan badan hukum mereka. Peringkat PTBC akan ditarik setelah merger karena entitas tersebut tidak ada lagi.
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M