EmitenNews.com - indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi menguat. Indeks bakal mendapat limpahan sentimen positif dari penguatan mayoritas indeks Wall Street. Itu seiring terjadinya fenomena Santa Claus Rally.
Loncatan beberapa harga komoditas seperti Crude Palm Oil (CPO), nikel, batubara, dan peluang window dressing akhir perdagangan tahun ini berpotensi menjadi tambahan sentimen positif di pasar. ”IHSG akan bergerak menguat dengan support level 6.560, dan resistance level 6.640,” tutur Mino, Equity Analyst Indo Premier.
Sejumlah saham laik beli antara lain Indosat (ISAT) support Rp6.050, resisten Rp6.250, Kalbe Farma (KLBF) support Rp1.600, resisten Rp1.630, Indah Kiat (INKP) support Rp8.025, resisten Rp8.200, dan Timah (TINS) support Rp1.465, resisten Rp1.500.
Pada perdagangan kemarin indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bervariasi. Dow Jones menguat 90 poin (0,25 persen) menjadi 36.489, S&P 500 bertambah 7 poin (0,14 persen) pada level 4.793, Nasdaq melemah 16 poin (0,10 persen) ke posisi 15.766, dan EIDO terkoreksi 0,07 poin (0,30 persen) pada level 23.15.
Dow Jones dan S&P 500 menguat sedangkan Nasdaq berakhir di zona merah. Fenomena Santa Claus Rally menjadi faktor dominan sebagai katalisator positif pasar. Imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor sepuluh tahun menjadi sentimen negatif menekan pergerakan saham-saham sektor teknologi.
Dengan penguatan itu, indeks S&P 500 sepanjang tahun ini telah membukukan kenaikan 28 persen, dan mencatat rekor penutupan tertinggi ke-70. Sedang Dow Jones membukukan kenaikan enam hari beruntun, sejak awal tahun telah menguat 19 persen, dan mencatat rekor penutupan tertinggi sejak November.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor sepuluh tahun bergerak menguat 7,2 basis poin ke level 1.553 persen dipicu sikap hati-hati investor mencermati perkembangan penyebaran varian omicron. Berdasar data Universitas Johns Hopkins, jumlah kasus baru Covid-19 di bulan ini mencapai 4,5 juta kasus, lebih tinggi dari November 2,5 juta kasus baru.
Rata-rata tujuh hari untuk kasus harian mencapai 260,133, lebih tinggi 260 persen dibanding November. Meski terjadi lonjakan kasus, CDC justru menyarankan untuk memperpendek masa isolasi menjadi lima hari dari sepuluh hari bagi pasien tanpa gejala. Studi di Afrika Selatan juga menujukan varian omicron justru menghasilkan imun cukup kuat untuk melawan varian delta. (*)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha