Wall Street Drop, IHSG Cenderung Terkoreksi
Petugas kebersihan menyisir teras depan area Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup melemah signifikan. Itu dipicu ancaman terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif impor lebih tinggi yaitu tambahan 100 persen dari saat ini. Tarif baru untuk barang impor dari China itu, berlaku efektif sejak 1 November 2025.
Ancaman tersebut muncul setelah kementerian perdagangan China pada 9 Oktober 2025 mengumumkan setiap ekspor seluruh barang mengandung 0,1 persen atau lebih tanah jarang diperlukan ijin/lisensi dari Beijing. Kebijakan tersebut secara edektif akan mulai berlaku pada 1 Desember 2025.
Sebagai catatan, saat ini China menguasai 70 persen pasokan tanah jarang sehingga kebijakan tersebut sangat berpengaruh secara global, terutama Amerika Serikat. Koreksi tajam bursa indeks Wall Street, dan harga mayoritas komoditas diprediksi menjadi sentimen negatif pasar.
Sementara itu, aksi beli investor asing, dan lonjakan kembali harga emas di tengah eskalasi ketidakpastian global berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Oleh sebab itu, indeks sepanjang perdagangan diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah.
Singkatnya, pada perdagangan hari ini, Senin, 13 Oktober 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 8.185-8.110, dan resistance 8.330-8.400. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor mengoleksi saham berikut. Yaitu, BRPT, SSIA, ANTM, PSAB, ARCI, dan BRMS. (*)
Related News
Wall Street Rebound, IHSG Makin Moncer
Akumulasi Beli Dominan, IHSG Jebol Level 8.650
IHSG Impresif, Gulung Saham WIFI, IMPC, dan ADRO
IHSG Ditutup Menguat ke Level 8.617, Mari Cek Tiga Saham Terlaris
Rekor Tertinggi, IHSG Ukir All-Time High Lagi di Posisi 8.617
IHSG Sesi I Merangkak 0,65 Persen di 8.604





