EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin mayoritas berakhir di zona merah. Memperpanjang tren koreksi seiring investor eksodus dari saham-saham kecerdasan buatan (AI). Saham Oracle anjlok setelah pendanaan proyek pusat data raksasa perusahaan batal. 

Tekanan pada Oracle menjalar ke saham-saham AI lainnya. Saham Broadcom, juga menjadi salah satu pemimpin reli teknologi sebelumnya, jatuh lebih dari 4 persen. Nvidia turun hampir 4 persen, Advanced Micro Devices (AMD) terkoreksi lebih dari 5 persen, induk Google, Alphabet melemah lebih 3 persen.

Sedikit sentimen positif datang dari pernyataan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller. Ia menyebut The Fed masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga di tengah pelemahan pasar tenaga kerja, meski pasar tetap berhati-hati menanti data ekonomi berikutnya. Investor menunggu rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS).

Koreksi mayoritas indeks Wall Street, dan aksi net sell asing kemarin berpotensi menjadi katalis negatif. Penguatan mayoritas harga komoditas global diperkirakan dapat menjadi katalis positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis, 18 Desember 2025 diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat terbatas.

So, indeks akan mengitari kisaran support 8.591-8.508, dan resistance 8.764-8.850. Menilik data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk menjala saham Energi Mega (ENRG), Erajaya (ERAA), XLSmart (EXCL), Indosat (ISAT), Rukun Raharja (RAJA), dan Japfa (JPFA). (*)