EmitenNews.com - Indeks-indeks Wall Street serentak mengalami koreksi Jumat, 6 September 2024 akhir pekan lalu. Menyusul pelemahan itu, indeks-indeks Wall Street mengalami pelemahan mingguan terdalam dalam beberapa tahun terakhir. 

Pemicu utama yaitu kecenderungan profit taking atas realisasi sejumlah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS). Terbaru, Non-Farm Payrolls tumbuh 142 ribu edisi Agustus 2024, turun dari periode Juli 2024 dengan tabulasi 161 ribu. 

Selain itu, ekspektasi kinerja keuangan kuartal III-2024 tidak terlalu solid dari perusahaan-perusahaan teknologi AS turut memicu pelemahan tersebut. Berlawanan dengan indeks global, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup mencatat all-time high baru di level 7.721 dengan melesat 0,53 persen pada perdagangan Jumat, 6 September 2024. 

Secara teknikal, terbentuk golden cross pada stochastic RSI. Oleh karena itu, sepanjang perdagangan hari ini, Senin, 9 September 2024, IHSG berpotensi menguji resistance level 7.750, dan pekan ini diperkirakan bertahan di atas 7.600. 

Ya, pekan ini diperkirakan dibayangi sikap antisipatif pasar terhadap hasil FOMC the Fed pada pekan depan yaitu 17-18 September 2024. CME FedWatch Tools mencatat peluang pemangkasan sebesar 100 persen dalam FOMC tersebut. 

Saat bersamaan, pasar mengantisipasi rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih menahan suku bunga acuan. BI diperkirakan baru memangkas suku bunga acuan pada kuartal IV-2024 mendatang. 

Nah, menilik data dan fakta itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Antara lain BFI Finance (BFIN), Sawit Sumbermas (SSMS), Bank BTN (BBTN), Essa Industries (ESSA), HM Sampoerna (HMSP), dan Erajaya (ERAA). (*)