EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kompak ditutup menguat cukup signifikan. Itu dipicu sikap presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke China lebih lunak. Setelah pada hari Jumat, 10 Oktober 2025, mengancam akan mengenakan tarif impor tambahan 100 persen untuk China. 

Ancaman pengenaan tarif itu, setelah negeripaska negara tersebut memperketat ekspor tanah jarang. Presiden Trump mengisyaratkan tidak akan mengimplementasikan ancaman tersebut. Itu juga diperkuat pernyataan wakil presiden JD Vance kalau Amerika akan bernegosisasi kalau China bersedia bersikap rasional.

Ia menyebut Amerika memiliki daya tawar lebih kuat. Sikap Amerika lebih lunak membuat saham teknologi berkapitalisasi besar mencatat kenaikan signifikan seperti Oracle 5,14 persen, Broadcomm 9,88 persen, dan Nvidia 2,82 persen. Penguatan indeks bursa Wall Street, dan lompatan harga sejumlah komoditas.

Misalnya, emas, minyak mentah, tembaga, dan gas diprediksi menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks diprediksi bergerak menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 14 Oktober 2025, indeks akan bergerak di kisaran support 8.165-8.100, dan resistance 8.290-8.350.

Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Adaro Andalan (AADI), Bumi Resources (BUMI), Harum Energy (HRUM), Energi Mega Persada (ENRG), Aneka Tambang alias Antam (ANTM), dan Merdeka Resources (EMAS). (*)