Wall Street Perkasa, IHSG Cenderung Koreksi

Sejumlah pengunjung tampak melintasi koridor bursa efek indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup kompak ditutup menguat. Itu seiring lonjakan saham-saham berkapitalisasi kecil paska The Fed memangkas suku bunga acuan. Selain itu, The Fed juga memberi sinyal pemangkasan lebih lanjut sisa akhir tahun ini sebanyak dua kali.
Indeks Rusell 2000 small cap berisi saham-saham berkapitalisasi kecil naik signifikan hingga 2,4 persen sekaligus mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah (rekor sebelumnya dibukukan pada November 2021). Emiten berkapitalisasi kecil cukup diuntungkan kebijakan moneter longgar mengingat ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal dalam menjalankan operasional perusahaan.
Selain itu, juga lebih dipengaruhi siklus ekonomi tidak seperti perusahaan teknologi berkapitalisasi besar sangat dipengaruhi teknologi kecerdasan buatan (AI). Lompatan indeks bursa Wall Street diprediksi menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Koreksi harga mayoritas komoditas menjadi sentimen negatif.
Kemudian, kelanjutan aksi jual investor asing berpeluang menjadi sentimen negatif indeks. Oleh karena itu, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah. Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 19 September 2025, indeks akan mengitari kisaran support 7.950-7.890 dan resistance 8.065-8.125.
Berdasar data dan fakta tersebut Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Petrindo Jaya (?CUAN), Bukalapak (?BUKA), Barito Energy (?BREN), XLSmart (?EXCL), Astra Agro (?AALI), dan PP Persero (?PTPP). (*)
Related News

BEI Akhirnya Kunci 7 Saham Ngebut, Satu Ngacir 3.531%

4 Saham Keluar dari FCA Makin Ngegas, Ada Milik Haji Isam

Konsolidatif, Aksi Jual Tekan IHSG

IHSG Rebound, Serok Saham BBCA, CUAN, dan RATU

Era Digital, BTN Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan

IHSG Ditutup Merosot 0,21 Persen ke Level 8.008