Wamenkeu: Multiplier Effect Sektor Perumahan ke Perekonomian Tinggi
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa sektor perumahan merupakan sektor yang strategis ke perekonomian
EmitenNews.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa sektor perumahan merupakan sektor yang strategis untuk perekonomian Indonesia karena memiliki multiplier effect yang tinggi.
“Kenapa kebijakan sektor perumahan sangat penting? Karena sektor perumahan ini strategis untuk perekonomian. Kita sadari itu dari awal,” kata Wamenkeu dalam Dialog Bersama Pengembang dalam rangka Percepatan Penyaluran Program 3 Juta Rumah yang diselenggarakan di Jakarta pada Jumat (29/11).
Menurut Wamenkeu Suahasil, sektor perumahan memiliki multiplier effect yang tinggi bagi perekonomian. Sektor perumahan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sangat tinggi 14 hingga 16 persen atau memberikan nilai tambah sebesar Rp2.349-Rp2.865 triliun per tahun.
Selain itu, sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13,8 juta atau 10,2 persen dari total lapangan kerja tahun 2022. Kontribusi sektor properti terhadap penerimaan pajak pusat 9,3 persen atau Rp185 triliun per tahun. Sektor properti juga menyumbang Rp92 triliun per tahun pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) atau 31,9 persen.
“Sektor perumahan adalah sektor yang multiplier perekonomiannya tinggi. Hampir seluruh komponen input perumahan itu batu bata, pasir, cat, tanah, genteng, kayu, dan yang lain hampir semuanya adalah produksi dalam negeri dan ini membuat multiplier yang tinggi untuk sektor perumahan kita. Karena itu kami memikirkan sektor ini memang harus kita dorong,” ujar Wamenkeu Suahasil.
Namun demikian, terdapat tantangan yang harus dihadapi yaitu backlog hunian yang mencapai 7,4 juta dan backlog kepemilikan 9,4 juta. Wamenkeu Suahasil mengatakan pemerintah akan membantu mengatasi permasalahan di sektor perumahan tersebut dengan menggunakan dana dari APBN.
Tetapi, Wamenkeu Suahasil juga berharap dapat mengaktifkan lebih banyak lagi peran dari ekosistem perumahan, seperti perbankan, pengembang, pasar modal, dan supplier dari bahan-bahan untuk membangun perumahan.
“Uang negara, uang pemerintah, uang APBN akan tetap ada, tetapi kita juga bagaimana uang APBN itu bisa menjadi katalis, memancing partisipasi yang lebih besar dari sektor keuangan Indonesia,” kata Wamenkeu Suahasil.
Wamenkeu Suahasil menjelaskan bahwa pemerintah memiliki sejumlah instrumen untuk mendukung sektor perumahan, terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Instrumen kebijakan tersebut antara lain insentif perpajakan, subsidi bantuan uang muka, dan subsidi selisih bunga.
“Kementerian Keuangan sangat relevan untuk apa yang menjadi tugas kita yaitu swasembada papan karena menurut Bapak Presiden sangat penting. Jadi ini adalah komponen kehidupan masyarakat yang perlu kita cover sejak di perekonomian kita dan kita kerjakan bersama-sama. Kita akan standby terus untuk mendorong sektor perumahan Indonesia bagi masyarakat kita,” ujar Wamenkeu.(*)
Related News
Nilai Tukar Petani Naik 0,49 Persen pada November 2024
Harga Emas Antam Turun Tipis Rp1.000 per Gram
Kabar Baik, ESDM Umumkan Adanya Potensi Migas 4,3 Miliar Barel
Indeks Harga Perdagangan Besar November 2024 Naik 1,96 Persen (YoY)
Naikkan PPN, Pangkas MBG; Sinyal Kondisi Fiskal RI Sedang Berat
BI Optimis Inflasi Tetap Terjaga di Kisaran 2,5 Persen Hingga 2025