EmitenNews.com - Masyarakat diingatkan untuk melakukan mitigasi risiko yang bisa muncul dalam penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di berbagai sektor dengan terus meningkatkan literasi maupun pengetahuan.


Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, mengingatkan seiring dengan potensi yang dapat dimanfaatkan dari penggunaan AI, kita juga harus siap untuk memitigasi risikonya.


"Kita tidak bisa menghindar dari perkembangan teknologi, justru harus mampu merangkulnya dengan terus meningkatkan pengetahuan, agar penggunaan AI dapat mewujudkan masyarakat yang inklusif, memberdayakan, dan produktif,” kata Nezar dalam keterangannya terkait Indonesia Cyber Law Conference 2023 di Universitas Borobudur, Jakarta, seperti dikutip pada Senin (13/11/2023).


Wamen Nezar mengatakan, gagasan mitigasi penggunaan AI sudah disampaikan pemerintah Republik Indonesia dalam pertemuan global AI Safety Summit 2023 di London, Inggris pada awal November 2023.


Selain itu, Indonesia mendorong kolaborasi antarpemangku kepentingan untuk mengadopsi prinsip inklusivitas bagi semua negara dan mematuhi tanggung jawab sesuai kemampuan masing-masing agar terciptanya tata kelola AI yang inklusif.


“Pekan lalu saya baru saja menghadiri AI Safety Summit 2023. Itu menjadi salah satu wujud upaya bersama tingkat global untuk mendiskusikan penggunaan AI yang memprioritaskan keamanan dalam penggunaan dan pengembangan AI,” tuturnya.


Nezar Patria mengatakan, dalam forum internasional itu Indonesia meminta para pemangku kepentingan untuk memprioritaskan keamanan AI yang dapat menjamin integritas kerahasiaan dan ketersediaan data.


Dalam hal ini, pemerintah tidak hanya fokus untuk meregulasi ekosistem AI, tapi juga mendukung pembahasan lebih lanjut tentang tata kelola AI di tingkat global untuk mengantisipasi aspek risiko yang bersifat internasional.


“Kita butuh kolaborasi internasional untuk membentuk kerangka kerja yang lebih komprehensif dan terintegrasi,” kata Wamenkominfo.


Dia juga mendorong penggunaan teknologi AI di tingkat global untuk membantu mencegah penyebaran misinformasi.


Di samping itu pemerintah menyoroti dampak AI pada ketersediaan lapangan pekerjaan dalam AI Safety Summit 2023.


“Pengembangan AI sangat rentan akan potensi munculnya misinformasi. AI seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mengurangi penyebaran misinformasi tersebut,” imbuh Nezar Patria.


Acara itu dihadiri sekitar 700 peserta dari perwakilan universitas, perusahaan teknologi, kedutaan besar, organisasi internasional, hingga asosiasi industri.(*)