EmitenNews.com—Meski IHSG membentuk gap up di Kamis (9/3), akan tetapi volume transaksi turun signifikan (9/3). Selain itu, terdapat arahan negatif dari mayoritas bursa global di Kamis (9/3). Oleh sebab itu, waspadai potensi false minor bullish reversal signal, waspadai potensi koreksi (tutup gap) di akhir pekan ini (10/3).

 

Mayoritas saham bank yang menjadi mover IHSG di Kamis (9/3) memasuki overbought area (rawan profit taking), diantaranya BBNI, BMRI dan BBNI. Data ekonomi domestik terbaru juga kurang memuaskan. Penjualan ritel terkoreksi sebesar 0.6% yoy di Januari 2023 dibandingkan pertumbuhan 0.7% yoy di Desember 2022.

 

Dari eksternal, inflasi tiongkok turun signifikan ke 1% yoy di Februari 2023 dari 2.1% yoy di Januari 2023. Padahal, sebelumnya ada peningkatan indeks manufaktur di Februari 2023. Hal ini membangun keyakinan pemulihan demand/konsumsi domestik Tiongkok.

 

“Pelaku pasar dapat mencermati peluang rebound pada BRIS, UNTR, TOWR, ASSA, ERAA dan ACES, serta potensi trading pada PGAS, AKRA dan PRDA,” tulis Head Of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam risetnya, Jumat (10/3/2023).

 

Hal ini karena Sell-off kembali terjadi pada indeks-indeks Wall Street di Kamis (9/3). Tingkat pengangguran AS diperkirakan bertahan di 3.4% di Februari 2023. Hal tersebut memperkuat ekspektasi pasar terhadap kenaikan The Fed Rate sebesar 50 bps di FOMC Maret 2023 (22/3).

 

Inflasi tiongkok turun signifikan ke 1% yoy di Februari 2023 dari 2.1% yoy di Januari 2023. Harga brent oil turun1.34% ke US$81.55/barel, sementara harga crude oil turun 1.33% ke US$75.64/barel di Kamis (9/3).

 

Waspadai potensi false minor bullish reversal signal pada IHSG, waspadai potensi koreksi (tutup gap) di akhir pekan ini (10/3). Penjualan ritel Indonesia terkoreksi sebesar 0.6% yoy di Januari 2023 dibandingkan pertumbuhan 0.7% yoy di Desember 2022.