EmitenNews.com - Selama bulan Febuari 2021 tren penambahan kasus positif Covid-19 di tanah air memang terus menurun. Dari rata-rata harian di atas 10.000 menjadi di bawah 10 ribu kasus inveksi baru per hari. Tapi kita tidak boleh lengah. Karena Badan Intelijen Negara (BIN) mengonfirmasi varian baru SARS-Cov-2 jenis D614G sudah masuk ke Indonesia sejak September 2020.


"Seperti Covid-19, D614G umumnya menular lewat droplet. Bedanya penyebaran virus dgn mutasi D614G antar manusia ini sekitar 20 persen lebih cepat dibanding virus Covid-19 yang tanpa mutasi," kata Deputi 7 Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto, kepada EmitenNews, Minggu (27/2).


Varian covid yang pertama kali ditemukan di Inggris dan telah menyebar ke sejumlah negara ini diperkirakan sudah masuk Indonesia sejak September 2020. BIN mendeteksi D614G ditemukan pertama kali di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun Wawan tidak menyebut secara spesifik dari negara mana virus baru itu masuk ke Indonesia. 


"Pergeseran dominasi virus dengan mutasi D614G awalnya di benua Eropa, kemudian di Amerika Utara, Oseania dan Asia. Hingga saat ini BIN terus bekerja sama dengan instansi negara maupun lembaga penelitian untuk menelusuri mutasi virus corona D614G ini," katanya.


BIN menilai mobilitas tinggi masyarakat menjadi tantangan tersendiri dalam penyelidikan dan penelusuran varian baru virus tersebut. Namun Wawan meminta masyarakat untuk tetap tenang dan meningkatkan disiplin prokes. Selain taat 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas) juga rajin olah raga, minum vitamin, makan teratur. Sehingga imunitas naik secara alamiah dan tahan dari Covid-19.


Pesan itu dirasa penting, karena menurutnya D614G merupakan mutasi virus Corona yang masuk ke Indonesia seiring pesatnya pergerakan lintas batas manusia secara dinamis. "Dengan demikian semua pihak potensial untuk membawa masuk virus ini ke Indonesia," Wawan mengingatkan. 


Virus Corona diketahui telah beberapa kali bermutasi dari bentuk aslinya sejak pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019. Para ilmuwan menemukan virus D614G adalah mutasi Covid-19 yang mendominasi di seluruh dunia.


Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di Cell dan WHO Collaborating Center di China mengindikasikan bahwa mutasi Corona D164G bisa 10 kali lipat lebih menular daripada strain Wuhan-1 yang asli. D614G juga dilaporkan memiliki karakter protein yang cukup berbeda dari virus awalnya.


Meski diyakini menular lebih cepat, pakar epidemilogi terkemuka sekaligus Presiden International Society of Infectious Diseases menenangkan bahwa mutasi Corona tidak berbahaya. Mutasi Corona bernama D614G di beberapa bagian dunia bertepatan dengan laporan penurunan tingkat kematian akibat covid-19.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi mutasi virus D614G telah beredar di Eropa dan Amerika pada Februari. Sementara di Indonesia, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) melaporkan mutasi corona D614G malah lebih cepat dari perkiraan BIN, yakni sudah ada sejak April 2020.


Direktur LBME, Prof Amin Soebandrio, mengatakan jenis mutasi Corona di Indonesia juga didominasi virus D614G. "Dari 244 whole genome sequencing (WGS) yang disubmit itu, ada sekitar beberapa yang belum confirm ya. Yang sudah confirm itu 221 kalau tidak salah. 70 persennya D614G. Kalau di dunia di global sudah lebih dari 80 persen," lanjutnya.


Virus hasil mutasi ini seperti menginvasi secara senyap. Atau tidak terlalu banyak dibicarakan lantaran pemberitaan didominasi perkembangan penanganan Covid-19, terutama proses vaksinasi yang menyita perhatian publik. Padahal, sebagaimana Covid-19, virus D614G juga mulai menyebar di Indonesia. Jadi, waspadalah !