EmitenNews.com - Produsen kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW)  membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per 30 September 2021 sebesar Rp507,24 miliar. Angka ini naik signifikan 121,81 persen dibandingkan laba bersih perusahaan di periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp228,68 miliar.

 

Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), FASW meraup penjualan neto sebesar Rp8,65 triliun. Jumlah ini naik 50,24 persen dibandingkan realisasi penjualan neto FASW di periode sama tahun 2020 sebesar Rp5,76 triliun.

 

Di tengah lonjakan penjualan neto, FASW juga membukukan kenaikan beban pokok penjualan sebesar 53,23 persen menjadi Rp7,40 triliun pada semester III-2021. Di tahun sebelumnya, beban pokok penjualan FASW berada di level Rp 4,83 triliun.

 

Sehingga laba bruto emiten kertas itu pada 30 September 2021 senilai Rp1,25 triliun atau naik 34,69 persen dari laba bruto di periode sama tahaun 2020 yang hanya Rp928,13 miliar.

 

Beban penjualan FASW turut meningkat 42,27 dari Rp197,42 miliar di sembilan bulan pertama tahun 2020 menjadi Rp286,81 miliar di tahun ini. Beban keuangan FASW turun  19,48 dari Rp182,19 miliar di tahun 2020 menjadi Rp146,69 miliar di kuartal III tahun 2021.

 

FASW memiliki kewajiban beban pajak di sembilan bulan 2021 sebesar Rp147,25 miliar. Sedangkan pada periode sama tahun sebelumnya FASW justru mendapatkan manfaat pajak sebesar Rp48,36 miliar. Membaiknya kinerja perseroan turut mendongkrak laba per saham dasar yang naik jadi Rp204,71 dari sebelumnya Rp92,29 per saham dasar.

 

FASW memiliki total aset sebanyak Rp13,17 triliun per akhir September 2021 atau 14,40 persen lebih tinggi dibandingkan total aset perusahaan di tahun 2020 sebesar Rp11,51 triliun.

 

Pada akhir kuartal III-2021, FASW memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp8,24 triliun naik dari Rp6,93 triliun dan jumlah ekuitas sebesar Rp4,92 triliun atau naik dari sebelumnya Rp4,58 triliun.

 

Adapun posisi keuangan FASW yang juga sangat perlu diperhatikan adalah kas dan setara kas akhir periode 30 September 2021 yang tercatat senilai Rp113,71 miliar atau mengalami penyusutan dari periode sama tahun sebelumnya Rp176,77 miliar.