EmitenNews.com - Perusahaan yang memainkan takaran minyak bersubsidi lumayan banyak. Kementerian Pertanian kembali menemukan tujuh perusahaan yang melakukan praktik kecurangan isi MinyaKita. Mereka menyunat takaran minyak goreng rakyat itu, yang seharusnya berisi 1 liter, ternyata kemasannya hanya 700-800 mililiter.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan kecurangan itu saat melakukan inspeksi mendadak di Pasar Tambahrejo, Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat (14/3//2025).

Amran menemukan adanya kecurangan dalam pengemasan minyak goreng, yaitu menyunat takaran minyak goreng Minyakita. Sebanyak tujuh perusahaan ketahuan sunat takaran minyak goreng dalam kemasan yang seharusnya berisi 1 liter.

"Kami temukan takaran minyak dikurangi. Ada yang hanya berisi 700 ml. Ini merugikan masyarakat," kata Mentan Andi Amran Sulaiman dalam keterangannya seperti dikutip Senin (17/3/2025).

Tujuh perusahaan yang diduga melakukan praktik kecurangan tersebut, yakni CV Briva Jaya Mandiri (Ponorogo), CV Bintang Nanggala, KP Nusantara (Kudus). Lalu, UD Jaya Abadi (Surabaya), CV Aneka Sawit Sukses Sejahtera (Surabaya), CV Mega Setia (Gresik), dan PT Mahesi Agri Karya (Surabaya).

Sebelumnya Mentan Amran melakukan sidak di Jakarta dan Solo. Dari situ ia menemukan praktik penyunatan takaran di Jakarta oleh 3 perusahaan dan di Solo oleh 2 perusahaan.

Menurut Amran beberapa produsen mengurangi isi tanpa menyesuaikan harga eceran tertinggi (HET) Rp15.700/liter. 

Karena berbgai pelanggaran itu, Andi Amran Sulaiman meminta Satgas Pangan segera mengambil tindakan tegas. "Kami harap ada sanksi berat untuk perusahaan nakal ini. Jangan sampai ada lagi yang menipu rakyat. Kami serahkan penegakan hukumnya ke Satgas Pangan."

Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan pihaknya akan terus berkoordinasi dan melakukan pengawasan terhadap para produsen MinyaKita. Ia ingin memastikan isi minyak goreng rakyat ini sesuai dengan informasi takaran alias tidak kena sunat, seperti yang terjadi saa ini.

"MinyaKita terus kita koordinasikan dengan para pemasok, para distributor termasuk repacker," kata Mendag Budi Santoso kepada wartawan usai peninjauan di Pasar Ciracas, Sabtu (15/3/2025).

Kementerian Perdagangan bersama dengan stakeholder terkait seperti Satgas Pangan melakukan pengawasan para pengusaha MinyaKita di seluruh wilayah Indonesia agar kasus pengurangan isi volume dalam kemasan ini tidak terus terjadi.

"Repacker itu kan kita kontrol terus. Kita kontrol produksinya, juga alat-alatnya, ukur-ukurannya. Kami sudah melihat ke beberapa tempat repacker-repacker yang kebetulan benar semua yang kita cek ya. Kami koordinasi terus dengan dinas, dengan Satgas Pangan di seluruh Indonesia ya. Kami  bergerak terus jangan sampai MinyaKita disunat. Jangan sampai ulang kembali ya," sambungnya.

Mendag mengimbau para pelaku usaha MinyaKita untuk tetap mengikuti aturan yang berlaku. Mulai dari isi takaran, asal pasokan, harga jual, serta ketentuan lain terkait penyaluran MinyaKita.

Di luar itu semua, Mendag Budi memastikan stok MinyaKita di masyarakat aman jelang Lebaran 2025. Ia sudah sepakat dengan para produsen untuk menambah stok atau suplai minyak goreng rakyat tersebut. ***