EmitenNews.com - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKop UKM) mengajak para pelaku UMKM tidak hanya mengandalkan perbankan untuk memenuhi permodalan, tetapi juga melalui pasar modal dengan melakukan Initial Public Offering (IPO). 

“Dengan melakukan IPO, UMKM tumbuh menjadi usaha besar, dapat meningkatkan kepercayaan publik, mendapat pendanaan, mendapat pengawasan usaha, meningkatkan skala usaha, dan menyerap tenaga kerja,” ucap Plt Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Temmy Satya Permana dalam acara SME IPO Forum Pasar Modal dan Sosialisasi Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat, 9 Agustus 2024). 

Temmy mengatakan, saat ini bursa tidak hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga menjadi sumber pendanaan bagi UMKM. Dalam mendorong pertumbuhan, partisipasi UMKM, dan koperasi pasar modal, bahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan Peraturan Nomor 53/POJK.04/2017, memungkinkan perusahaan dengan aset skala kecil alias setara Rp50 miliar atau menengah kisaran Rp50 miliar sampai Rp250 miliar, untuk masuk pasar modal, dan memperoleh pendanaan. 

Di tambah lagi program Small Business Enterprise Initial Public Offering (SME IPO) merupakan pendampingan Kementerian Koperasi dan UKM bersama IDX Incubator (BEI) kepada Usaha Kecil dan Usaha Menengah untuk memasuki ekosistem pasar modal. Ia juga optimistis UMKM dapat memanfaatkan peluang acara sosialisasi, dan pelatihan menuju IPO, guna mengakselerasi dan memotivasi UMKM memperluas permodalan dari Bursa Efek Indonesia (BEI). “Iklim tersebut sangat baik untuk berkembang. Kami meyakini akan banyak lagi UMKM bisa masuk papan akselerasi. Kami menargetkan sampai akhir tahun ini sebanyak 10 UMKM dibantu untuk masuk pasar modal,” kata Temmy. 

Temmy berharap, kegiatan sosialisasi serta pelatihan bagi persiapan UMKM untuk IPO mampu mendorong UMKM melakukan langkah strategis menjadi perusahaan publik, yang memiliki kredibilitas, profit bertumbuh, dan menjadi usaha skala besar. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024, akan lebih melambat dibanding 2023. 

IMF menggambarkan pertumbuhan global tahun ini resilient but slow. Penjualan eceran juga diperkirakan menurun. Indonesia harus keluar dari middle income trap. Bappenas telah memproyeksi pendapatan per kapita rakyat indonesia naik dari kisaran USD4 ribu saat ini menjadi lebih dari USD30 ribu pada 2045. Menghadapi kondisi itu, KemenKop UKM tengah memperkuat basis ekonomi unggulan di masing-masing daerah melalui Rumah Produksi Bersama (RPB). 

RPB sambung Temmy, meningkatkan pendapatan pelaku UMKM, dan koperasi melalui hilirisasi berbasis komoditas unggulan lokal. “Mendekatkan pelaku UMKM dengan inovasi teknologi melalui Pembangunan pabrik pengolahan skala menengah dikelola koperasi. Lalu, memperkuat ekosistem bisnis, kemitraan antara UMKM, koperasi, dan usaha besar,” ucapnya. 

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengamini, saat ini kondisi global sedang tidak baik-baik saja. Disrupsi teknologi mendorong pelaku usaha untuk menciptakan sistem bisnis berbasis teknologi lebih efisien, fleksibel, dan berkelanjutan. “Ditambah industri perbankan masih menerapkan suku bunga tinggi, sehingga menjadikan pasar modal solusi paling feasible bagi UMKM memperoleh pendanaan jangka panjang, dan memperkuat struktur permodalan usaha,” tegas Inarno. 

Ada sejumlah manfaat akan diperoleh UMKM ketika melakukan IPO. Inarno menjabarkan, pertama, UMKM memperoleh sumber pembiayaan baru jangka panjang. Kedua, meningkatkan value perusahaan serta tata kelola perusahaan secara baik alias Good Corporate Governance (GCG), meningkatkan loyalitas, dan stakeholder perusahaan. Ketiga, ada insentif-insentif pajak perusahaan dengan mendapat potongan PPh sebesar 5 persen. KemenKop UKM juga memberikan insentif bagi 10 terbaik perusahaan yang akan IPO. 

Dengan pertimbangan tersebut, OJK bekerja sama dengan KemenKop UKM menggelar sosialisasi pasar modal sebagai sumber pendanaan di daerah, salah satunya di Makassar. “Dari berbagai kebijakan disiapkan OJK, melihat kondisi pasar cukup diminati pasar domestik, pelaku UMKM diharapkan bisa memanfaatkan pasar modal mengingat besarnya manfaat yang diperoleh,” imbuh Inarno. 

Selain itu, secara nasional Securities Crowdfunding (SCF) menjadi salah satu alternatif pendanaan sebelum IPO, telah dilakukan 17 penyelenggara mendapat izin dari OJK. Terdapat juga 570 penerbit, 158 ribu pemodal, dan total dana diperoleh dari SCF menembus Rp1,14 triliun. Lalu hingga 30 Juli 2024, jumlah investor pasar modal naik 9,50 persen atau mencapai 13,32 juta dibanding akhir 2023. “Melihat pasar modal dan indikator itu, memberi gambaran pasar modal Indonesia masih menjadi sarana penghimpunan dana kredibel, mendukung, dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis,” ucapnya. 

Pada kesempatan sama, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menambahkan, per 8 Agustus 2024, terdapat 34 perusahaan tercatat baru di BEI, dan total 936 perusahaan sudah melantai di bursa. Perusahaan-perusahan tersebut kata Iman, bukan tiba-tiba punya modal besar, namun juga memulai dari perusahaan kecil. “Tantangan terbesar UMKM sisi pendanaan untuk ekspansi bisnis. Tetapi, ada opsi pendanaan bagi perusahaan untuk melengkapi permodalan saat ini. Salah satunya melalui pasar modal,” katanya. 

Sejak 2019, BEI membuat papan perdagangan khusus bagi perusahaan aset kecil dan menengah yakni, papan akselerasi yang hingga saat ini ada 44 perusahaan, dan satu perusahaan promosi ke papan pengembangan pada November 2023. Pada papan akselerasi rata-rata aset perusahaan mencapai di atas Rp10 miliar, dan paling besar mencapai Rp250 miliar. Aset di bawah angka itu, pelaku UKM dapat memanfaatkan fasilitas SCF untuk pembiayaan. 

BEI juga memiliki IDX Incubator sebagai tempat, dan platform untuk memfasilitasi perusahaan yang ingin mempelajari proses IPO. “Melalui IDX Inkubator, bimbingan dilakukan secara intensif meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mempersiapkan diri untuk IPO,” ujarnya. (*)