EmitenNews.com - Emiten kontraktor tambang PT Petrosea Tbk (PTRO) telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk menyongsong tahun 2020. Diantaranya Untuk menjaga kapasitas ini PTRO mengalokasikan dana belanja modal sebesar 40% dan untuk penambahan kapasitas sekitar 60%. Alokasi proyek paling besar di Kideco, KSM, dan Freeport.

 

“Menghadapi tantangan di tahun depan Kami menyiapkan anggaran belanja modal senilai USD138 juta untuk sejumlah keperluan.  Petrosea menganggarkan capex di tahun depan senilai USD138 juta untuk menjaga kapasitas saat ini dan menambah kapasitas,” kata Romi Novan Indrawan Direktur Petrosea, dalam public expose secara virtual, Kamis (23/12). 

 

Emiten yang sahamnya dikuasai oleh Lo Kheng Hong sebanyak 15,013 persen dan Indika Energy (INDY) sebesar 69,80 persen itu menargetkan dapat meraih kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun ini. Presiden Direktur Petrosea, Hanifa Indradjaya mengatakan, di tahun depan Petrosea menerapkan strategi diversifikasi, digitalisasi, dan dekarbonisasi. Melalui strategi ini, diharapkan PTRO dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik. 

 

"Kami bisa memberikan indikasi bahwa kami targetkan margin improvement yaitu baik untuk gross profit margin, operating margin, dan net profit margin. Tidak hanya itu di setiap layer kami menargetkan imporvement margin," jelas Hanifa dalam kesempatan yang sama. 

Hanifa menegaskan, pihaknya tidak bisa memberikan gambaran proyeksi angka pasti karena sebelum kontrak didapatkan, pihaknya tidak bisa menyampaikannya kepada publik. Namun demikian, Hanifa kembali memberikan gambaran bahwa PTRO sedang menjajaki dan mengembangkan beberapa proyek yang sudah advance yang akan menambah kinerja top line/pendapatan PTRO.  

 

Untuk target pelanggan di tahun depan, mengacu pada strategi 3D (Diversifikasi, Digitalisasi, dan Dekarbonisasi), PTRO membidik tambang mineral terutama mineral metal yang sangat kritikal untuk elektrifikasi. "Tapi yang lebih penting lagi adalah positioning kita terhadap target costumer, value proporsition  yang bisa kami tawarkan dengan delivery model yang jelas, profit formula yang sangat berbeda," ujarnya. 

 

Tahun ini PTRO telah mengantongi kontrak kerja di area tambang KSM di Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dengan total nilai kontrak Rp 2,7 triliun. Petrosea bersama dengan anak usahanya PT Karya Bhumi Lestari menandatangani kerjasama dengan PT Kartika Selabumi Mining (KSM) dan PT Palm Mas Asri. 

 

Emiten milik investor kawakan Lo Kheng Hong ini menargetkan kontrak baru melebihi USD1 miliar atau setara RP14,3 triliun (kurs Rp14.300) pada 2022. Target pasar utamanya yakni pertambangan yang dapat menopang industri kendaraan listrik. 

 

Sang Dirut menjelaskan sebenarnya belum dapat menjanjikan besaran kontrak baru yang akan dipenuhi pada tahun depan. Namun, dia menyebut raihan kontrak baru pasti bertumbuh dibandingkan dengan tahun ini.