EmitenNews.com - PT Archi Indonesia (ARCI) antusias dengan hasil pengeboran Tambang Emas Toka Tindung, Sulawesi Utara (Sulut). Hasil itu, menunjukkan high grade. Kondisi itu, akan meningkatkan cadangan emas secara signifikan.


Sejumlah kemajuan menjanjikan dari hasil pengeboran di lokasi cadangan emas Bima-Arjuna Koridor Barat. ”Di mana, sebagian memiliki kadar sangat tinggi,” tutur Ken Crichton, Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Archi Indonesia, di Jakarta, Kamis (14/10).


Awal tahun ini, perseroan telah menentukan beberapa target program eksplorasi. Yakni, meningkatkan sumber daya emas dari 3,9 juta ons cadangan bijih saat ini. Meningkatkan sumber daya mineral berkadar tinggi dari terduga (inferred) menjadi terindikasi (indicated) untuk mendongkrak cadangan bijih pada Kode Australasian untuk Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber Daya Mineral, dan Cadangan Bijih (JORC) 2021.


Proyeksi itu, berhasil dicapai melalui program eksplorasi pengeboran di lokasi cadangan emas Bima-Arjuna Koridor Barat. Menggunakan total 5 diamond drill rig, dan 1 reserve circulation drill rig selama Desember 2020 hingga Agustus 2021. Hasilnya, menuntaskan tambahan 84 lubang pengeboran dengan total kedalaman 25 ribu meter, menghasilkan intersections emas berkadar tinggi.


Perseroan juga sudah melangkah lebih maju soal studi kelayakan untuk mempercepat lokasi cadangan emas Bima-Arjuna untuk masuk tahap produksi. Kedua lokasi itu, akan memberi tambahan bijih berkadar tinggi pada Pabrik Pengolahan emas di Toka Tindung.


Tambang Emas Toka Tindung, salah satu tambang emas terbesar memiliki 2 kontrak karya milik entitas anak usaha sepenuhnya dimiliki Archi, PT Meares Soputan Mining, dan PT Tambang Tondano Nusajaya. Kedua kontrak karya itu, berlaku hingga 2041 dengan potensi dua kali perpanjangan, masing-masing dengan periode maksimum 10 tahun.


Perusahaan berencana terus mendorong kegiatan eksplorasi, dengan menarget area proyek Near-mine, Koridor Barat, dan Greenfields. Itu diharap memberi sekitar 5,3-13,0 juta ons tambahan cadangan bijih emas berdasar studi pakar industri Energy and Mineral Technology International (ENMITECH), dan selanjutnya telah diverifikasi konsultan industri independen, SRK Consulting Group (SRK). (*)