Asing Agresif Belanja, IHSG Makin Menyala

Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street kemarin ditutup menguat signifikan. Kondisi itu, mengantarkan S&P 500 dan Nasdaq ke level tertinggi sepanjang sejarah. Penguatan tersebut terjadi seiring peluang pemangkasan suku bunga acuan alias Fed Fund Rate (FFR) pada September 2025 mendatang.
Apalagi, setelah rilis data inflasi Juli 2025 sedikit lebih rendah dari perkiraan. Pada bulan lalu Inflasi tercatat mengalami kenaikan 2,7 persen sedikit lebih rendah dari perkiraan 2,8 persen secara tahunan. Berbeda dengan inflasi umum, inflasi inti yang mengeluarkan komponen harga energi dan makanan meningkat 3,1 persen yoy, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 3 persen.
Inflasi sedikit lebih rendah tersebut membuat probabilitas pemangkasan suku bunga acuan makin membesar seperti ditunjukan data CME FedWatch Tool terbaru yaitu naik menjadi 95 persen dari sebelumnya 85 persen. Penguatan indeks bursa Wall Street itu, diprediksi menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).
Sementara itu, aliran dana investor asing pada saham perbankan berpeluang menjadi tambahan sentimen positif pasar. So, indeks diprediksi melanjutkan penguatan. Sepanjang perdagangan hari ini, Rabu, 13 Agustus 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 7.680-7.570, dan resistance 7.905-8.015.
Merujuk data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk mengoleksi Sejumlah saham berikut. Yaitu, Bank Mandiri (BMRI), Bank BNI (BBNI), Bank BCA (BBCA), Bank Syariah Indonesia (BRIS), Bank BTPN Syariah (BTPS), dan Goto Group (GOTO). (*)
Related News

Wall Street Menyala, IHSG Susuri Zona Merah

Cenderung Koreksi, IHSG Uji Level 8.020

Market Konsolidatif, Borong Saham BBRI, PANI, dan ISAT

2 Katalis Ini Wajib Dimiliki Jika Indonesia Ingin Jadi Hub Aset Kripto

Bakal Hasilkan BBM Setara Euro 5, RDMP Balikpapan Siap Uji Operasi

IHSG Ditutup Rebound ke 8.071, Disokong Saham Konsumer & Teknologi