Asing Masuk, IHSG Lanjut Menguat
Seseorang berjalan di bagian teras depan gedung Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street mengalami koreksi. Itu seiring data ekonomi terpuruk dibanding ekspektasi, dan perang tarif meninbulkan kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi Amerika Serikat (AS).
Berdasar data Institute for Supply Management (ISM), kondisi sektor jasa penyumbang 70 persen ekonomi Amerika pada Juli 2025 lalu terpantau stagnan. Itu seperti tercermin dari indeks ISM Service PMI edisi Juli 2025 turun menjadi 50.1 dari edisi Juni 2025 di kisaran 50.8, dan juga lebih rendah dari ekspektasi 51.5.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengungkap rencana mengenakan tarif impor untuk semikonduktor, dan chip agar kedua barang tersebut diproduksi di Amerika Serikat. Koreksi indeks Wall Street seiring kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi Amerika diprediksi menjadi sentimen negatif pasar.
Di sisi lain, data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 lebih baik dari konsensus, aksi beli investor asing, dan lonjakan harga beberapa komoditas berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.460-7.405, dan resistance 7.570-7.625.
Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan investor untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, London Sumatera (LSIP), Unilever Indonesia (UNVR), Medikaloka Hermina (HEAL), Summarecon Agung (SMRA), Bank Syariah Indonesia (BRIS), dan Goto Group (GOTO). (*)
Related News
Investor Tunggu Sikap BI, IHSG Cenderung Koreksi
IHSG Rebound, Gulung Saham SSMS, HRTA, dan ESSA
Gebrakan Akhir Tahun: KISI Challenge Hadirkan Total Hadiah Rp10M
Menhub: Sistem Logistik yang Efisien Kunci Kuatnya Struktur Ekonomi
Mendagri Minta Pemda Perbanyak Rusun Sebagai Solusi Permukiman Padat
SMS Bukukan Laba Bersih SMF Rp432 Miliar Hingga September





