Meski langkah ini ambisius, Tjokro Group harus menghadapi tantangan integrasi bisnis dan manajemen — dari menyatukan budaya usaha manufaktur ringan dengan bisnis mesin berat & distribusi. Tjokro sendiri menyatakan siap menjadikan GPSO bagian dari strategi jangka panjang : bukan hanya sebagai investasi keuangan, tetapi sebagai bagian dari visi grup untuk “menjadi penyedia solusi end-to-end industri dan konstruksi.”

“Kami siap membawa GPSO ke arah pertumbuhan, diversifikasi, dan sinergi yang kuat — untuk memberi nilai tambah maksimal, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi industri nasional,” pungkas Kurniawan.

Dengan demikian, akuisisi GPSO oleh Tjokro Group bisa menjadi awal dari transformasi besar dari manufaktur lokal ke pemain industri & kontraktor mesin besar berskala nasional. (*)