EmitenNews.com – Emiten konstruksi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) bersiap menghadapi perubahan besar dalam struktur kepemilikannya. Hal ini menyusul rampungnya proses due diligence atau uji tuntas oleh Rich Step Internasional Ltd. (RICH) sebagai langkah awal untuk mengakuisisi 62% saham KRYA dari pemegang saham utama.

Direktur Utama KRYA, Hok Gwan (Dharmo Budiono), mengungkapkan bahwa saham yang akan diambil alih berasal dari pemegang saham utama yakni PT Bangun Karya Artha Lestari, dirinya sendiri, Brigitta Notoatmodjo, dan Pramana Budihardjo. Aksi korporasi ini akan menyebabkan terjadinya perubahan pengendalian terhadap Perseroan.

Rencana akuisisi ini akan dilakukan sesuai ketentuan pasar modal, termasuk Peraturan OJK No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

RICH, melalui entitas terafiliasi Green City SG Pte. Ltd. (GCSG) asal Singapura, serta calon pembeli lainnya yakni Yang Jie dan PT Green Power Group Tbk, akan mengakuisisi 1.031.645.000 lembar saham atau 62% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Rencana ini akan difinalisasi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 26 Agustus 2025.

“ RICH juga membawa visi besar: mengubah wajah industri kendaraan di Indonesia. Mereka akan melakukan konsolidasi bisnis kendaraan listrik (EV) melalui kepemilikan 51% di perusahaan EV yang akan diumumkan kemudian,” tulis Hok Gwan.

Langkah ini sejalan dengan misi untuk mengganti 900.000 unit sepeda motor ojek online (ojol) dengan motor listrik dalam 5 tahun ke depan. Dari total 137 juta motor di Indonesia per Agustus 2024, sekitar 7 juta digunakan untuk layanan ojol.

Dengan konversi ini, Indonesia berpotensi, mengurangi konsumsi bensin hingga 1,48 juta ton per tahun, menekan emisi karbon sampai 3,78 juta ton CO? per tahun dan menghemat subsidi bahan bakar negara sebesar Rp5,91 triliun per tahun

KRYA juga menegaskan komitmennya untuk mendukung transisi energi nasional. Ke depan, Perseroan tak hanya fokus pada motor listrik roda dua, tapi juga akan mengembangkan kendaraan roda tiga dan empat, serta layanan seperti penjualan unit EV, baterai swap, hingga Carbon Credit.

“Langkah ini strategis untuk memperkuat posisi kami dalam ekosistem kendaraan listrik sekaligus mendukung target Pemerintah menuju Net Zero Emission,” ujar Hok Gwan.

Untuk memperkuat permodalan, KRYA membuka opsi pendanaan lewat skema Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau mekanisme pendanaan lainnya guna mendukung ekspansi dan transformasi bisnis EV ini.

Perlu diketahui PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) adalah perusahaan konstruksi yang bergerak di bidang fabrikasi baja dan kontraktor umum. Mereka mengerjakan proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan air, serta bangunan industri seperti pabrik dan gudang. 

Pada perdagangan hari ini Selasa (29/7) saham KRYA turun Rp6 atau melemah 2,36 persen menjadi Rp248 per lembar saham