Banjir Sentimen! IHSG Masih Rawan Longsor
Papan perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang menunjukkan kondisi IHSG sedang mengalami koreksi. Foto/Rizki EmitenNews
EmitenNews.com - Indeks saham Asia, Rabu (29/5) mayoritas ditutup melemah. Itu karena investor mengambil sikap menunggu (wait-and-see) menjelang rilis data Inflasi (PCE Price Index) AS akhir pekan ini.
Kekhawatiran mengenai pemangkasan suku bunga AS juga masih kuat setelah data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) atau Consumer Confidence Index (CCI) AS yang dirilis oleh The Conference Board semalam secara tidak terduga keluar lebih baik dari estimasi sehingga memukul harapan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve) akan mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga tahun ini.
CCI AS naik ke level 102.0 di bulan Mei dari level 97.5 di bulan April, mengakhiri penurunan selama tiga bulan beruntun karena masyarakat AS merasa optimis dengan kondisi pasar tenaga kerja yang tetap sehat. Sentimen pasar juga diperburuk oleh sepinya acara lelang surat utang Pemerintah AS (US Treasuries) bertenor 2 tahun dan 5 tahun semalam.
Akibatnya, di pasar obligasi Asia, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah Jepang (JGB) bertenor 10 tahun naik menjadi 1.07%, tertinggi sejak Desember 2011, sementara yield surat utang Pemerintah Australia lompat menjadi 4.43%, tertinggi dalam lebih dari dua minggu terakhir.
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) meramalkan ekonomi Tiongkok tumbuh 5% tahun ini, sebuah revisi ke atas dari proyeksi pertumbuhan 4.6% yang diumumkan IMF beberapa minggu lalu. Revisi ini adalah refleksi dari kuatnya ekspansi ekonomi Tiongkok di 1Q24 dan dukungan kebijakan tambahan yang diluncurkan oleh Pemerintah Tiongkok. IMF berharap momentum ini akan berlanjut dan merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi Tiongkok di tahun 2025 menjadi 4.5% dari sebelumnya 4.1%.
Investor mencerna rilis data Inflasi Australia dan data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) atau Consumer Confidence Index (CCI) Jepang. Indikator Inflasi bulanan Australia naik menjadi 3.6% Y/Y di bulan April, tertinggi sejak November 2023, dari 3.5% Y/Y di bulan sebelumnya dan lebih tinggi dari ramalan pasar 3.4%.
Data Consumer Confidence Index (CCI) Jepang turun ke level 36.2 di bulan Mei, terendah sejak November 2023, dari level 38.3 di bulan sebelumnya dan lebih rendah dari ramalan pasar, 38.9, karena sentimen konsumen memburuk terutama berkaitan dengan pertumbuhan pendapatan, ketersediaan lapangan pekerjaan, dan keinginan untuk membeli barang tahan lama.
Melihat kondisi itu, CEO Yugen Sekuritas William Suryawijaya mengatakan bahwa hari ini IHSG diperkirakan bakal bergerak pada range support di level 7123 dan resistance di 7272
Peluang pergerakan IHSG masih terlihat bergerak dalam rentang konsolidasi wajar ditengah bergulirnya rilis data perekonomian dalam negeri dan di tengah dinamika harga komoditas, potensi koreksi masih dapat terus dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi beli terutama untuk saham berfundamental kuat dan memiliki likuiditas memadai. Hari ini IHSG berpotensi koreksi.
Saham pilihan masih jatuh pada emiten dengan fundamental yang kuat dan kapitalisasi pasar besar seperti UNVR, ASII, TLKM, JSMR, BBCA, BBNI, HMSP, PWON dan BINA.
Related News
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun