Untuk tahun 2023, Rivan memprediksi, bahwa komoditas lain yang belum mendapatkan momentum sebaik batu bara di tahun lalu, seperti oil & gas, nikel, dan pulp and paper, diperkirakan bisa meraih momentum positif di tahun ini.

 

Sektor Teknologi

 

Selain sektor yang menjanjikan, para pembicara juga membahas prospek saham teknologi.

 

Setelah sempat menjadi primadona di tahun 2021, saham-saham “new economy” ini terpantau mengalami tekanan di tahun 2022.

 

“Tetapi, sekarang saham teknologi yang tersisa hanya yang besar-besar saja. Downside risk-nya sudah tidak banyak, walaupun tetap akan volatile. Sekarang, perusahaan teknologi harus bisa membuktikan kalau mereka menuju profitabilitas. Apakah harus beli sahamnya sekarang? Ini kembali kepada risk appetite masing-masing investor,” ucap Andre.

 

Senada dengan Andre, Rivan menambahkan, untuk sektor teknologi, value investor seperti dirinya ingin melihat dulu apakah perusahaan teknologi sudah bisa mencatatkan profitabilitas atau jika belum bisa, mereka ingin melihat apakah cash flow perusahaan tersebut bisa positif.

 

Sebagai penutup, Andre mengingatkan investor untuk tidak terlalu khawatir akan kata resesi.

 

“Sampai kuartal pertama (2023) belum ada resesi, jadi sebaiknya kita tidak perlu terlalu panik atau khawatir,” ujar Andre.