EmitenNews.com —   PT Sriwahana Adityakarta Tbk (SWAT) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp70,266 miliar pada tahun 2021, atau memburuk dibandingkan tahun 2020 yang masih membukukan laba bersih sebesar Rp2,143 miliar.

 

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2021 telah audit emiten kertas karton ini yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (14/6/2022). Padahal, penjualan bersih sepanjang tahun 2021 tercatat naik 45,12 persen menjadi Rp283,46 miliar ditopang pertumbuhan penjualan karton bergelombang sebesar 54,03 persen menjadi Rp191,12 miliar.

 

Di susul penjualan kertas berbentuk kerucut sebesar Rp52,245 miliar, atau menyusut 10,7 persen dibandingkan tahun 2020. Tahun 2021, SWAT membukukan penjualan kertas roll senilai Rp26,894 miliar. Sedangkan di tahun 2020 penjualan kertas ini nihil.

 

Lalu, penjualan kertas berbentuk pipa tumbuh 12,2 persen menjadi Rp13,718 miliar. Walau beban pokok penjualan membengkak 55,6 persen menjadi Rp235,04 miliar, tapi laba kotor masih tumbuh 12,03 persen menjadi Rp48,419 miliar.

 

Sayangnya, beban usaha melonjak 495 persen menjadi Rp91,1 miliar. Hal itu seiring penurunan nilai piutang sedalam 2.300 persen menjadi Rp24,058 miliar.

 

Bahkan, di tahun 2021, perseroan mencatatkan penurunan nilai persediaan Rp40,3 miliar.  Di tahun 2020, pos ini nihil.

 

Dampaknya, perseroan harus menuliskan rugi usaha senilai Rp42,7 miliar. Kian tertekan, biaya keuangan membengkak  40,08 persen menjadi Rp34,689 miliar. Tak heran, rugi sebelum pajak penghasilan menembus Rp77,3 miliar.

 

Sementara itu, aset perseroan tercatat tumbuh 6,8 persen menjadi Rp684,89 miliar karena utang bank jangka panjang melonjak 238,7 persen menjadi Rp166,9 miliar.

 

Patut dicermati, arus kas digunakan untuk aktivitas operasi menyentuh Rp92,7 miliar, karena pembayaran kepada pemasok naik 65,5 persen menjadi Rp250,45 miliar dan biaya keuangan naik 41,6 persen menjadi Rp34,6 miliar.