EmitenNews.com -PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN) dan entitas anaknya menelan kerugian sebesar Rp36,01 miliar pada semester I-2023. Capaian ini berbalik dari posisi laba pada paruh pertama tahun lalu senilai Rp7,62 miliar. 

 

Capaian tersebut membuat Pengembang real estate ini mencetak rugi per saham senilai Rp11,14 per saham, dibandingkan laba per saham pada tahun lalu yang mencapai Rp2,36.

 

Merujuk data laporan keuangan URBN yang di sampaikan dikutip dari laman BEI, Pendapatan usaha URBN justru tumbuh 9,92 persen year-on-year (yoy) di angka Rp19,4 miliar, terdongkrak berkat kenaikan penjualan apartemen dari proyek Gateway Park.

 

Pertumbuhan beban pokok yang mengekor kenaikan pendapatan menghasilkan gross profit margin (GPM) sebesar 5,07 persen, alias jatuh secara tahunan (yoy) dibandingkan GPM paruh pertama 2022 sebesar 14,8 persen.

 

Hal ini terlihat dari laba kotor yang dicapai hanya sebesar Rp985,54 juta, terpaut lebih rendah 62,5 persen (yoy) dari sebelumnya Rp2,63 miliar. URBN mampu memangkas beban penjualan-pemasaran di angka Rp47,8 juta, dari Rp253 juta, tetapi biaya untuk pos umum-administrasi terdongkrak 21,38 persen mencapai Rp20,22 miliar.

 

Pos yang mayoritas dikontribusikan dari gaji karyawan ini merupakan beban terbesar URBN, di samping biaya keuangan yang mencapai Rp17,7 miliar. Alhasil, perseroan harus mengalami rugi sebelum pajak senilai Rp36,12 miliar.

 

Kerugian yang dialami tampak masih mampu terjaga, menyusul kecukupan saldo laba. Dari jumlah retained earnings akhir 2022 sebesar Rp159,56 miliar, saldo laba yang tersedia mencapai Rp123,5 miliar pada akhir Juni 2023. Ini mendorong nilai ekuitas URBN terpangkas menjadi Rp1,98 triliun, dari akhir 2022 sebesar Rp2,02 triliun.

 

Nilai aset URBN masih bertahan di level Rp4,22 triliun, dengan kewajiban utang (liabilitas) sebesar Rp2,23 triliun. Kas yang digenggam pada tengah tahun ini mencapai Rp57,5 miliar, turun sebesar Rp160 miliar akibat serangkaian kenaikan pengeluaran baik operasional, investasi, maupun pendanaan.