EmitenNews.com - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) berhasil membukukan penjualan Rp533,99 miliar pada kuartal III 2022. Itu berarti emiten yang bergerak di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (RePSF) itu, terjadi pertumbuhan 15% dari Rp464,64 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sayangnya akibat beban biaya meningkat, perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp8,79 miliar.


Dalam keterangannya, Senin (5/12/2022), Direktur INOV, Victor Choi mengatakan, pertumbuhan penjualan tersebut sesuai proyeksi Perseroan bahwa penjualan dapat tumbuh 15% tahun ini. INOV melihat bahwa pasar daur ulang plastik akan terus tumbuh seiring dengan peningkatan permintaan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan produk daur ulang.


Pertumbuhan pendapatan didorong oleh kenaikan volume penjualan RePSF. Produk RePSF masih menjadi growth catalyst di periode 9M22 dengan membukukan penjualan sebesar Rp378,13 miliar, meningkat sebesar 18% YoY.


Di samping itu, produk Non-woven juga membukukan pertumbuhan dobel digit sebesar 11% YoY per periode 9M22. Produk RePSF dan Non-woven memiliki fungsi serbaguna, menjadi core material untuk berbagai sektor industri.


Terkait situasi makroekonomi global yang tidak menentu, terutama dalam volatilitas kurs dan kenaikan harga komoditas, biaya-biaya yang harus ditanggung perseroan meningkat lebih tinggi daripada peningkatan penjualan. Beban pokok penjualan meningkat sebesar 17%, sedangkan beban usaha naik sebesar 21%.


Victor Choi mengatakan, penjualan INOV sejauh ini berjalan sesuai ekspektasi, bisa tumbuh 15%. Artinya, manajemen memiliki perhitungan yang tepat akan potensi pertumbuhan pasar. Namun, pecahnya perang Rusia-Ukraina yang di luar kendali membuat harga barang-barang komoditas terutama energi naik tinggi.


“Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berfluktuasi tajam, sehingga menggerus pendapatan Perseroan cukup dalam," kata Direktur INOV, Victor Choi.


Akibatnya, pada periode ini Perseroan mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp8,79 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang meraih laba tahun berjalan Rp25,69 miliar. ***