EmitenNews.com - PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS) emiten bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Pemda Banten itu resmi menambah jajaran Komisarisnya dengan pengangkatan Rina Dewiyanti sebagai Komisaris Non Independen Perseroan.

Corporate Secretary BEKS, Ferdy Ardian, dalam keterangan tertulis Senin (11/8) menyampaikan bahwa pengangkatan komisaris tersebut telah memperoleh Keputusan Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat No. SR-296/PB.02/2025 tertanggal 5 Agustus 2025. Pengesahan berlaku efektif mulai Jumat (8/11/2025).

Ferdy menjelaskan, keputusan tersebut juga mengacu pada Akta Pernyataan Keputusan Rapat (PKR) No. 05 tanggal 16 April 2025 terkait hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Banten, serta Surat Keputusan Dewan Komisaris BEKS No. 004/SK/KOM-BB/VIII/2025 tanggal 8 Agustus 2025 tentang pengangkatan efektif Komisaris.

Dengan pengangkatan ini, Rina Dewiyanti berhak mewakili Perseroan dalam menjalankan tugas pengawasan serta tindakan-tindakan lain sesuai Anggaran Dasar dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pada perdagangan hari ini Selasa (12/8) saham BEKS yang diperdagangkan di FCA naik Rp1 atau menguat 4,35 persen menjadi Rp24 per lembar

Perlu diketahui Bank Banten (BEKS) sepanjang kuartal pertama 2025 mengemas laba bersih Rp3,46 miliar. Anjlok 91 persen dari episode sama tahun sebelumnya senilai Rp39,33 miliar. Dengan hasil itu, kaba per saham dasar dan dilusian tersisa Rp0,07 dari sebelumnya Rp0,76.

Pendapatan bunga bersih Rp47,09 miliar, drop 75 persen dari posisi sama tahun lalu Rp189,36 miliar. Itu meliputi pendapatan bunga sejumlah Rp125,39 miliar, melorot dari edisi sama tahun sebelumnya Rp491,8 miliar. Beban bunga Rp78,29 miliar, menciut dari fase sama 2024 senilai Rp302,44 miliar.

Pendapatan operasi lainnya dari administrasi Rp12,8 miliar, susut dari Rp43,15 miliar. Lain-lain bersih Rp2,52 miliar, melorot dari Rp12,92 miliar. Total pendapatan operasional Rp62,42 miliar, longsor dari periode sama tahun lalu Rp245,43 miliar. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan Rp4,84 miliar, drop dari Rp122,11 miliar.