Berharap Ciptakan Multiplier Effect dan Lapangan Kerja, Penyelesaian PSN Digeber
EmitenNews.com - Pemerintah terus mempercepat penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) agar multiplier effect dari pembangunan berbagai PSN tersebut dapat segera dirasakan oleh masyarakat. Hal itu dikemukakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai Rapat Internal dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (6/09).
Dalam rapat dibahas tentang evaluasi PSN antara lain tentang Tol Trans Sumatera, Tol Semarang-Demak, mekanisme pengadaan tanah dengan konsinyasi, dan kepastian PSN bagi proyek infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selain itu juga dievaluasi tentang Bendungan Gerak Karangnongko, Tol Tuban-Lamongan-Gresik, pengembangan Bio-fuel, etanol, methanol di Bojonegoro, usulan PSN untuk Terminal Petikemas Muaro Jambi, revitalisasi rumah susun, serta Pengembangan Lapangan Ubadari, CCUS, dan Compression (Pengembangan LNG Tangguh).
“Presiden memberikan arahan bahwa seluruh PSN ini bermanfaat bagi masyarakat, terutama terkait dengan penciptaan lapangan kerja. Investasi dalam PSN juga tentu memiliki multiplier effect,” ungkapnya.
Airlangga mengatakan multiplier effect yang muncul seperti dari pembangunan bendungan dan jalan dapat membuka akses yang lebih luas. Karena beberapa bendungan berada di wilayah yang dapat mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat karena ketersediaan air dan irigasi yang lebih baik sehingga bermanfaat untuk program-program pertanian.
Ia menyebut selama periode periode 2019-2021 sebanyak 66 PSN senilai Rp414,3 triliun telah dituntaskan. Di antaranya berupa bendungan, bandara, jalan, kawasan, kereta, jalan tol, pelabuhan, SPAM, kawasan industri, dan teknologi.
Dalam rapat Menko Airlangga melaporkan progres Bendungan Gerak Karangnongko dan Proyek Tol Tuban-Lamongan-Gresik. Rapat juga memutuskan pengembangan biofuel, etanol, dan metanol di Bojonegoro yang investasinya diperkirakan mencapai Rp25,7 triliun dan diharapkan pembiayaannya dapat selesai di Q2 tahun 2024. Dibahas pula penyelesaian masalah pembebasan lahan di Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Blora.
Menko juga menyampaikan proyek pabrik pupuk di Fak-Fak yang direncanakan akan diinvestasikan oleh Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim dengan nilai investasi sebesar Rp22 triliun untuk memproduksi amonia dan urea.
“Proyek tersebut diharapkan juga dapat diselesaikan finansial closing-nya sebelum 2024,” ujarnya.
Terkait proyek Pelabuhan Terminal Petikemas di Muoro Jambi, disampaikan bahwa skema investasi tahap pertama sebesar 948 miliar rupiah dan tahap ke dua 3 triliun rupiah. Kapasitas kontainer pelabuhan tersebut sebesar 60.000- 80.000 TEUS, curah cair 2-3 juta ton, dan curah kering 7-8 juta ton per tahun.
Sementara itu, juga disampaikan mengenai pengembangan Lapangan Ubadari, CCUS, dan Compression (UCC Project) di Teluk Bintuni dibiayai oleh konsorsium BP tangguh sebesar 38 triliun rupiah dan ini memiliki potensi meningkatkan tambahan gas dari proyek UCC, sebesar 900 MMSCFD, dan pengurangan emisi karbon +- sebesar 25 MT CO.
“Kemudian ada juga terkait dengan beberapa penyelesaian PSN antara lain Tol Trans-Sumatera, tadi Bapak Presiden memutuskan bahwa yang akan diselesaikan dalam tahap ke dua ini adalah yang rutenya dari Betung ke Jambi sepanjang 169 kilometer. Untuk konstruksinya 22 tirliun rupiah dan untuk kebutuhan lahannya dibutuhkan 4,1 triliun rupiah,” jelas Menko Airlangga.
Dalam rapat Presiden mengarahkan agar khusus untuk IKN baru juga ditetapkan sebagai PSN agar mempermudah dan mengakselerasi pembangunan IKN baru.
“Bapak Presiden meminta agara keseluruhan proyek secara nasional bisa selesai secara fisik sebelum 2024,” pungkas Airlangga.(fj).
Related News
Pascapemilu, Investor Global Kembali Pindahkan Portofolionya ke AS
Belum Berhenti, Harga Emas Antam Naik Lagi Rp12.000 per Gram
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya